Agar Tidak Tantrum, Mona Ratuliu: Beri Kesepatan di Awal saat Anak Minta Sesuatu

Ericha Fernanda - Jumat, 6 Agustus 2021
Keluarga Mona Ratuliu.
Keluarga Mona Ratuliu. instagram.com/monaratuliu

Parapuan.co - Mona Ratuliu membagikan pengalaman parenting tentang belajar berjuang mendapatkan sesuatu saat melakukan siaran langsung di IGTV bertajuk #KamisManisParenthink di akun pribadinya @monaratuliu, Kamis (5/8/2021).

“Kita mengajarkan kepada mereka bahwa tidak ada sesuatu yang gratis, jika mau mendapatkan sesuatu ya harus diperjuangkan,” kata ibu empat anak ini.

Baru-baru ini, ia mengunggah cara kreatif anak sulungnya, yaitu Davina Shafa Felisa (18) atau akrab disapa Mima.

Baca Juga: Saran dari Psikolog Saat Kita Ingin Menolak Saran Pengasuhan Orang Tua

Mima ingin sekali mempunyai iPad, kemudian dia melakukan cara unik dengan presentasi atau mengajukan proposal yang disaksikan orang tua beserta adiknya.

Mona bercerita jika Mima terbiasa melakukan presentasi di hadapan guru dan teman-temannya, sehingga ia melakukan hal yang sama pula ketika meminta sesuatu kepada orang tuanya.

Mona menekankan bahwa pentingnya belajar berjuang bagi anak dan tidak ada yang gratis jika menginginkan sesuatu.

Jadi, perlu usaha untuk mendapatkannya baik itu sesuatu dengan nominal harga kecil maupun besar.

“Semua fasilitas di rumah bisa digunakan, misalkan mau pinjam handphone, itu ada syaratnya seperti mandi dulu ya,” tambahnya.

Bagi Mona, jika anak ingin memiliki sesuatu dan meminta kepada orang tuanya, maka harus diberikan syarat-syarat yang harus dipenuhi sehingga anak akan belajar bagaimana mendapatkan sesuatu tersebut.

“Misalnya mau minta beli mainan PS, kita kasih syarat harus mengerjakan PR dulu ya. Atau jika mereka mau dibuatkan pudding, kita kasih syarat ngajinya harus ditambah ya,” ujar Mona.

Menurutnya, dengan mengajukan syarat-syarat sebelum kebutuhan anak terpenuhi, mereka menjadi tahu jika apa pun yang diinginkan itu bersyarat.

Jadi ketika anak meminta sesuatu mereka sudah paham ada syaratnya seperti bertanya, “Aku mau ini, aku harus apa?”

Jadi, kesadaran anak akan muncul dengan sendirinya jika akan memiliki sesuatu harus menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu.

Berdasarkan kesepakatan di awal

“Di rumah enggak ada yang dilarang, asalkan bisa memenuhi syarat bisa dapetin apa saja jika mau minta sesuatu secara efektif,” kata Mona.

Mona menjelaskan, cara efektif itu artinya anak harus meminta secara baik-baik dan meyakinkan kedua orang tuanya.

“Semuanya berdasarkan kesepakatan di awal, jika mintanya sambil marah-marah dan tantrum tidak akan kita berikan,” tambahnya.

Baca Juga: Pola Asuh Merdeka: Apa Akibat Jika Kakek-Nenek Sering Terlibat dalam Pengasuhan Anak?

Mona juga menghindari menasihati anak dengan membandingkan anak lainnya, baginya pengasuhan seperti “iklan” justru lebih manjur.

“Daripada menasehati anak dengan membandingkan, mending diiklankan dengan menyuruh anak menonton bagaimana kakaknya presentasi,” ujar Mona.

Menurut Mona, strategi iklan ini maksudnya jika anak diberi tahu satu kali saja berpotensi belum memahami dan mengerti.

Sehingga, konsep berulang-ulang dan konsisten seperti iklan, maka akan memengaruhi anaknya untuk melakukan sesuatu yang diinginkan.

Yaitu, seperti yang Mima lakukan, jika menginginkan sesuatu maka harus dijelaskan mengapa harus dipenuhi dan seberapa penting kebutuhan itu.

Tidak diberikan jika anak tantrum

Mona selalu mengajarkan anaknya untuk meminta dengan cara yang efektif, yaitu secara baik-baik dan meyakinkan.

Tak dapat menampik jika anak-anak sering tantrum, marah-marah, dan menangis ketika meminta sesuatu, Mona secara tegas menolak permintaan mereka. Baginya, itu bukan cara efektif.

“Apabila mereka meminta dengan cara tantrum, nangis-nangis, atau marah-marah, secara tegas tidak kita turuti supaya mereka tahu cara seperti itu tidak efektif, kita cuekin saja mereka,” kata Mona.

Baca Juga: Wah! Berbicara Setinggi Mata Bisa Bantu Orang Tua dan Anak Lebih Terhubung, Lho

Ia mengingatkan agar tidak pernah terlena dengan ungkapan anak seperti, “Bunda tidak sayang aku, hanya sayang adik-adik saja.”

Sebenarnya, itu adalah strategi anak agar orang tuanya merasa bersalah dan memberikan sesuatu yang mereka mau.

Pengalaman parenting Mona Ratuliu cukup unik ya, Kawan Puan?

Jangan lupa, pertimbangkan kelebihan dan kekurangan anak juga saat menerapkan gaya pengasuhan tertentu.

Sehingga, orang tua akan lebih paham mana yang lebih baik untuk buah hatinya. (*)

Sumber: Instagram
Penulis:
Editor: Arintya