Punya Peran Strategis, Kemenpppa Buat Program Kepemimpinan Perempuan Perdesaan

Vregina Voneria Palis - Kamis, 5 Agustus 2021
 Program Kepemimpinan Perempuan Perdesaan Kemenpppa
Program Kepemimpinan Perempuan Perdesaan Kemenpppa Woman vector created by freepik

 

Parapuan.co - Kawan Puan, setengah penduduk Indonesia adalah perempuan, lebih tepatnya adalah 49,4 persen menurut data Sensus Penduduk Indonesia tahun 2020.

Dari jumlah tersebut, 43 persen di antaranya adalah perempuan yang tinggal di desa.

Melihat besarnya angka tersebut, Pemerintah Indonesia melalui Kemenpppa membuat program Kepemimpinan Perempuan Perdesaan.

Program ini merupakan salah satu upaya Pemerintah Indonesia untuk mempercepat terwujudnya kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki di Indonesia.

Baca Juga: Ini Cara Shanti Tolani Board of Director MMAGlobal Melepaskan Stigma

Ada beberapa tujuan dari program Kepemimpinan Perempuan Perdesaan ini, yakni meningkatkan peran perempuan perdesaan dalam proses pengambilan keputusan dan meningkatkan jumlah keterwakilan perempuan di lembaga musyawarah desa.

Selain itu, program ini juga diharapkan mampu meningkatkan jumlah perempuan yang memiliki minat dalam pencalonan kepala desa dan meningktakan komitmen para penentu kebijakan di perdesaan untuk melindungi dan memenuhi kebijakan hak-hak perempuan dan anak.

"Keberadaan perempuan di perdesaan mempunyai posisi dan peran yang strategis. Di sinilah pentingnya kita memberikan pelatihan kepada mereka, sehingga mereka akan meningkat kualitas kepemimpinannya.

"Pembekalan ini ditujukkan untuk meningkatkan peran perempuan perdesaan," jelas Lenny N. Rosalin, Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kemenpppa.

Ada beberapa kurikulum yang akan digunakan dalam Pelatihan Kepemimpinan Perempuan di Perdesaan ini.

Yang pertama adalah pembelajaran tentang isu-isu ketidaksetaraan gender di pedesaan.

Kurikulum ini memberikan cakrawala baru bagi perempuan perdesaan agar mampu melihat permasalahan secara transparan sehingga mudah untuk memahami dan mengatasinya.

Kedua adalah kepemimpinan dan peran perempuan di perdesaan.

Kurikulum ini menumbuhkan watak pemimpin yang percaya diri dan tidak ragu untuk terlibat dalam proses-proses pengambilan keputusan di desa.

Selanjutnya adalah pemanfaatan pengelolaan sumberdaya ekonomi dan lingkungan serta informasi teknologi perdesaan.

Kurikulum ketiga ini membantu menumbuhkan sifat kepedulian terhadap lingkungan serta peka terhadap sumberdaya dan potensi yang dimiliki desanya.

Baca Juga: Simak! Begini Caranya Mendapatkan Dana Bantuan untuk Pekerja Harian

"Bayangkan seluruh desa, perempuan di perdesaan, semuanya bisa maju, itulah yang akan menjadi kontribusi besar bagi negara kita," tambah Lenny.

Kawan Puan, program pelatihan akan diadakan dari Agustus 2021 sampai Desember 2021, di 15 provinsi yang ada di Indonesia.

15 provinsi tersebut adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Riau, Kepulauan Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Bali, NTT, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan.

Dalam pelatihan ini, Kemenpppa bekerja sama dengan lima lembaga masyarakat untuk perekrutan perempuan rentan sebagai perserta pelatihannya.

Kelima lembaga masyarakat tersebut adalah Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASPPUK), Institut Kapal Perempuan, Asosiasi PPSW, PEKKA dan Forum Pengada Layanan.(*)