Lighthouse Parenting, Gaya Pengasuhan yang Mendorong Anak Bersikap Bijak dan Mandiri

Ericha Fernanda - Selasa, 3 Agustus 2021
Mengenal lighthouse parenting, gaya pengasuhan yang mendorong anak jadi lebih bijak dan mandiri.
Mengenal lighthouse parenting, gaya pengasuhan yang mendorong anak jadi lebih bijak dan mandiri. ake1150sb

Mengutip Bright Side, berikut ciri-ciri gaya pengasuhan lighthouse parenting.

1. Orang tua mencintai anak-anaknya, tapi tidak pernah menoleransi perilaku buruk mereka

Prinsip orang tua adalah mencintai tanpa syarat, dan itu sangat penting dalam pengasuhan.

Tapi, jika anak-anak mereka melakukan perilaku buruk misalnya melakukan perundungan terhadap teman sebayanya, orang tua tidak akan tinggal diam.

Mendisiplinkan dan mengevaluasi adalah langkah awal agar anak paham bahwa tindakannya menyakiti orang lain.

Pendekatan terbaik seperti berbicara dan duduk berdua adalah solusi bijak untuk memperbaiki perilaku anak-anak.

Baca Juga: Seberapa Penting Peran Suami dalam Pengasuhan Anak Berkebutuhan Khusus? Ini Kata Psikolog

Orang tua juga harus melihat situasi dari sudut pandang anak dan mencoba memahami motif perilaku buruk tersebut.

Jadi tak sekadar patuh, melainkan lebih fokus pada pemahaman anak juga.

2. Orang tua membiarkan anak-anak belajar dari kegagalan

Berbeda dari tipe yang kaku, orang tua tipe ini tidak akan membuat keributan jika anak mereka mendapat nilai buruk dalam ujian.

Mereka senantiasa mendampingi pasang surut kehidupan buah hatinya, yang secara signifikan menurunkan tingkat stres anak-anak.

Ketika anak sudah merasa buruk mendapatkan nilai yang tidak maksimal di sekolah, apakah orang tuanya perlu memperburuknya kembali dengan menuntut?

Kendati demikian, orang tua tetap berharap anak-anak mereka akan sukses.

Itulah sebabnya orang tua tipe ini selalu mendorong mereka untuk terus maju.

Dengan begini, memungkinkan orang tua untuk menggali lebih dalam kepribadian anak dan melihat apa yang benar-benar mereka sukai.

Misalnya, ketika anak lebih suka kesenian daripada matematika. Ya, diikutkan saja kursus seni agar bakat alaminya berkembang dan bisa maksimal.

Jika anak dipaksa suka matematika, mereka mungkin bisa saat ujian, tapi tidak benar-benar menyukainya.

Sumber: Bright Side
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania