Lighthouse Parenting, Gaya Pengasuhan yang Mendorong Anak Bersikap Bijak dan Mandiri

Ericha Fernanda - Selasa, 3 Agustus 2021
Mengenal lighthouse parenting, gaya pengasuhan yang mendorong anak jadi lebih bijak dan mandiri.
Mengenal lighthouse parenting, gaya pengasuhan yang mendorong anak jadi lebih bijak dan mandiri. ake1150sb

Parapuan.co - Gaya pengasuhan anak lighthouse parenting, sering dianggap sebagai cara emas mengasuh anak di antara gaya pengasuhan lainnya.

Gaya pengasuhan lighthouse parenting ini bakal mendorong anak untuk menjadi bijak dan mandiri.

Kunci gaya pengasuhan lighthouse parenting adalah keseimbangan kepercayaan dan perhatian yang membantu membesarkan anak-anak agar percaya diri.

Baca Juga: Menurut Psikolog Begini Cara agar Anak Mau Menerima Saudara yang Berkebutuhan Khusus

Awalnya, istilah lighthouse parenting diciptakan oleh Dr. Kenneth Ginsburg dalam bukunya, Raising Kids to Thrive: Balancing Love with Expectations and Protection with Trust.

Inti dari gaya pengasuhan lighthouse parenting adalah untuk membimbing anak-anak seperti mercusuar, membantu, dan mendorong mereka sepanjang perjalanan menuju dewasa.

Sehingga, anak-anak merasa aman meminta bantuan atau mendiskusikan masalah serius dengan orang tua.

Sebab, jika anak-anak melakukan komunikasi terbuka, mereka tahu bahwa tidak akan ditertawakan atau dikritik.

Mengutip Bright Side, berikut ciri-ciri gaya pengasuhan lighthouse parenting.

1. Orang tua mencintai anak-anaknya, tapi tidak pernah menoleransi perilaku buruk mereka

Prinsip orang tua adalah mencintai tanpa syarat, dan itu sangat penting dalam pengasuhan.

Tapi, jika anak-anak mereka melakukan perilaku buruk misalnya melakukan perundungan terhadap teman sebayanya, orang tua tidak akan tinggal diam.

Mendisiplinkan dan mengevaluasi adalah langkah awal agar anak paham bahwa tindakannya menyakiti orang lain.

Pendekatan terbaik seperti berbicara dan duduk berdua adalah solusi bijak untuk memperbaiki perilaku anak-anak.

Baca Juga: Seberapa Penting Peran Suami dalam Pengasuhan Anak Berkebutuhan Khusus? Ini Kata Psikolog

Orang tua juga harus melihat situasi dari sudut pandang anak dan mencoba memahami motif perilaku buruk tersebut.

Jadi tak sekadar patuh, melainkan lebih fokus pada pemahaman anak juga.

2. Orang tua membiarkan anak-anak belajar dari kegagalan

Berbeda dari tipe yang kaku, orang tua tipe ini tidak akan membuat keributan jika anak mereka mendapat nilai buruk dalam ujian.

Mereka senantiasa mendampingi pasang surut kehidupan buah hatinya, yang secara signifikan menurunkan tingkat stres anak-anak.

Ketika anak sudah merasa buruk mendapatkan nilai yang tidak maksimal di sekolah, apakah orang tuanya perlu memperburuknya kembali dengan menuntut?

Kendati demikian, orang tua tetap berharap anak-anak mereka akan sukses.

Itulah sebabnya orang tua tipe ini selalu mendorong mereka untuk terus maju.

Dengan begini, memungkinkan orang tua untuk menggali lebih dalam kepribadian anak dan melihat apa yang benar-benar mereka sukai.

Misalnya, ketika anak lebih suka kesenian daripada matematika. Ya, diikutkan saja kursus seni agar bakat alaminya berkembang dan bisa maksimal.

Jika anak dipaksa suka matematika, mereka mungkin bisa saat ujian, tapi tidak benar-benar menyukainya.

3. Orang tua melindungi tanpa membatasi kebebasan anak-anaknya

Alih-alih membangun sangkar emas untuk anak-anak mereka, orang tua tipe ini perlahan tapi pasti membawa mereka ke dunia nyata.

Mereka tidak meninggalkan anak-anak sepenuhnya, tetapi hanya membimbing mereka bila perlu.

Sebaliknya, orang tua yang terlalu protektif menggunakan cara menakut-nakuti sebagai cara bernalar.

Contohnya adalah menyuruh anak untuk tidak pergi ke taman bermain dengan temannya kecuali mereka ingin diculik.

Orang tua dengan gaya lighthouse parenting malah membantu anak-anak mereka menjelajahi dunia.

Kemudian mengatakan hal-hal seperti, “Ayo main di taman bersama-sama. Kalau terjadi sesuatu, ibu di sini.”

Baca Juga: Cara Mengasuh Anak Berkebutuhan Khusus untuk Meningkatkan Potensinya

4. Orang tua terbuka untuk komunikasi

Tidak peduli seberapa sulit atau tidak nyaman suatu topik untuk didiskusikan, anak-anak akan selalu memercayai orang tuanya.

Orang tua tipe ini memprioritaskan berbicara dengan anak-anaknya dan percaya adalah kunci untuk mempersiapkan anak menghadapi dunia.

Komunikasi yang hangat dan terbuka sangat penting untuk membangun harga diri dan saling menghormati.

Nah, alih-alih menjadi orang tua yang sangat protektif dan kaku, gaya pengasuhan seperti lighthouse parenting ini bisa menjadi acuan dalam pengasuhan.

Biarkan anak bereksplorasi, tumbuh dengan apa yang dia sukai dan maksimal di bidang tersebut, serta bertanggung jawab atas apa yang menjadi pilihannya.

Di samping itu, gaya pengasuhan ini juga membantu orang tua memperkuat rasa percaya diri dan kepekaan anak-anak. (*)

Sumber: Bright Side
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania