Parapuan.co - Terdapat berbagai nutrisi yang memiliki dampak baik bagi tubuh kita.
Salah satu nutrisi yang baik bagi tubuh tersebut adalah antioksidan.
Terkandung dalam berbagai jenis panganan, antioksidan diketahui dapat menangkal radikal bebas.
Baca Juga: Melukis Bisa Mengurangi Stres Akibat Pandemi? Ini Penjelasan Ahli
Lantas seperti apa kandungan antioksidan yang dimaksud?
Sebelum mengetahui antioksidan, mari kita pahami dahulu apa itu radikal bebas.
"Radikal bebas adalah istilah umum yang digunakan untuk senyawa yang sangat reaktif, yang berarti bahwa mereka dapat menempel dan mengikat dan akhirnya merusak sel normal dalam tubuh, seperti DNA," kata Edward Giovannucci, MD, profesor nutrisi dan epidemiologi di Harvard TH Chan School of Public Health kepada Self.
Radikal bebas adalah molekul dalam tubuh yang mengandung elektron tidak berpasangan sehingga mereka tidak stabil dan mencari senyawa lain untuk mengikatkan diri.
Baca Juga: Tak Perlu Takut Jadi Pendonor, Ini Kata Dokter Soal Efek Samping Donor Plasma Konvalesen
Saat melakukan berbagai aktivitas seperti mencerna makanan atau melakukan olahraga berat, tubuh kita menghasilkan radikal bebas.
Tak hanya itu, radikal bebas juga diproduksi sebagai respons terhadap paparan sinar UV, polusi, dan pengaruh rokok, seperti yang Chwan-Li (Leslie) Shen, Ph.D., dekan asosiasi untuk penelitian di Texas Tech University Health Sciences.
Berbagai racun dari pengaruh lingkungan lainnya, seperti radiasi pengion dan logam tertentu dapat menyebabkan produksi radikal bebas sangat tinggi di dalam tubuh.
Radikal bebas ini sebenarnya tidak selalu buruk untuk tubuh.
Radikal bebas dapat berperan sebagai produk sampingan alami dari proses metabolisme dan beberapa fungsi penting dalam tubuh, seperti sinyal antar sel.
Akan tetapi, radikal bebas bisa menjadi masalah jika diproduksi berlebihan.
Karena sangat reaktif, radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan sel melalui proses yang disebut stres oksidatif.
Baca Juga: Tak Khawatir Bikin Gendut, Ini Sederet Makanan yang Membuat Tubuhmu Tetap Ideal
Stres oksidatif diyakini menjadi faktor dalam perkembangan sejumlah kondisi seperti kanker, penyakit jantung, diabetes tipe 2, penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, katarak, dan degenerasi makula terkait penuaan, menurut National Center for Complementary and Integrative Health (NCCIH) di National Institutes of Health.
Di sinilah antioksidan berperan membantu menjaga radikal bebas tetap terkendali.
"Antioksidan bekerja melawan stres oksidatif dengan membantu menetralkan radikal bebas dan molekul lain yang dapat merusak sel dan jaringan dalam tubuh," ujar Mahdi Garelnabi, Ph.D., seorang profesor ilmu biomedis dan nutrisi di University of Massachusetts-Lowell.
Adapun mekanisme lain yang dilakukan antioksidan yakni dengan meminjamkan elektron ke radikal bebas untuk membuatnya kurang reaktif, tepatnya dengan mengikat suatu zat dengan cara mencegah reaksi lebih lanjut.
Baca Juga: Makan Jangan Buru-Buru, Ini 4 Dampak Negatif yang Akan Terjadi
Selain menstabilkan radikal bebas, antioksidan juga dapat membantu sistem kekebalan tubuh berfungsi lebih efisien.
Adapun manfaat lain dari antioksidan yakni mengurangi peradangan kronis.
Peradangan kronis ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit kardiovaskular dan kanker.
Antioksidan juga dapat membantu memperbaiki DNA dan membran sel melalui mekanisme terpisah.
Ada dalam Sayur, Buah dan Suplemen
Tubuh kamu membuat beberapa antioksidan sendiri, tetapi terkadang itu tidak cukup.
“Sering kali, tubuh menghasilkan terlalu banyak radikal bebas, dan tubuh kamu tidak dapat mengatasinya, jadi asupan antioksidan dari luar itu penting,” kata dr. Chen.
Untuk itu, kamu dapat menemukan antioksidan di berbagai sayuran, buah-buahan, makanan laut, biji-bijian, dan daging, serta dalam bentuk suplemen.
Baca Juga: Rapi dan Cepat, Ini 3 Cara Mengupas Telur dengan Mudah dan Cepat
Contoh vitamin yang mengandung antioksidan yakni vitamin C, vitamin E, dan vitamin A yang dibuat tubuh dari beta karoten.
Contoh mineral antioksidan termasuk selenium (ditemukan dalam kacang Brazil, babi, dan kalkun) dan seng (ditemukan dalam tiram, daging sapi, dan biji labu). (*)