Waspadai 6 Dampak Buruk Saat Terlalu Banyak Makan Daging

Editor Maharani Kusuma Daruwati

Parapuan.co - Bagi kebanyakan orang, makan daging dalam jumlah sedang sebagai bagian dari diet seimbang bisa menyehatkan.

Namun, terlalu banyak daging, terutama daging merah dan daging olahan yang tinggi lemak, dapat menyebabkan efek samping yang tidak nyaman serta risiko kesehatan jangka panjang.

Berikut adalah 6 potensi risiko makan terlalu banyak daging.

Mulai dari kelelahan setelah makan dan dehidrasi hingga kemungkinan penyakit jantung dan kanker tertentu yang lebih tinggi.

Mengutip dari Insider, berikut 6 dampak buruk terlalu banyak makan daging.

Merasa lelah, terutama setelah makan besar

Semua energi yang dibutuhkan untuk mencerna makanan berat daging dapat memiliki gejala tambahan yang membuat merasa lesu, berkabut, atau benar-benar mengantuk setelah makan.

Saat kamu mencoba mencerna makanan, tubuh menggerakkan aliran darah ke usus untuk membantu memprioritaskan proses itu.

Ini berarti mengalihkannya dari area lain di tubuh, termasuk otak.

Itu menyebabkan rasa lelah yang kadang-kadang terjadi setelah makan besar.

Selain itu, beberapa jenis daging seperti daging sapi dan kalkun kaya akan triptofan, asam amino yang terkait dengan produksi melatonin, hormon manusia yang mengatur tidur.

Pencernaan mengalami kekurangan serat

Salah satu konsekuensi dari makan terlalu banyak daging adalah kemungkinan akan makan lebih sedikit makanan lain, termasuk biji-bijian dan produk segar.

Akibatnya, kamu mungkin merasa kembung, atau menderita sembelit atau diare, karena pencernaan yang buruk.

Daging mengandung banyak nutrisi, tetapi yang hilang adalah serat, suatu bentuk karbohidrat yang tidak dapat dicerna yang penting untuk pencernaan dan pengaturan gula darah.

Tanpa itu, kamu dapat mengalami gangguan pencernaan yang serius, termasuk kram dan lebih buruk, seperti yang ditemukan Joe Rogan tentang diet semua daging.

Membuat keringat berlebih dan memicu bau badan

Kamu mungkin sudah tak asing dengan istrilah "keringat daging".

Ketika sedang makan atau sesaat setelah makan besar, kamu akan mulai berkeringat banyak.

Meskipun "keringat daging" belum dipelajari secara khusus, mekanisme di baliknya sudah diketahui.

Saat kamu makan, tubuh akan mengerahkan energi untuk mencerna dan memproses makanan itu.

Ini disebut termogenesis yang diinduksi diet, dan sebenarnya dapat sedikit meningkatkan suhu tubuh.

Karena protein adalah yang paling intensif energi untuk dicerna, ia dapat memiliki efek yang lebih besar pada termogenesis daripada, katakanlah, sepiring spageti atau salad.

Jadi, steak besar itu sebenarnya bisa membuatmu panas dan menyebabkan berkeringat lebih banyak.

Menghambat proses kemajuan menurunkan berat badan

Memang benar bahwa diet tinggi protein dapat membantu
penurunan berat badan dengan tujuan membantu kamu tetap kenyang lebih lama setelah makan, dan memberikan sedikit keuntungan untuk pembakaran kalori karena termogenesis.

Tetapi jika itu termasuk protein hewani, penting untuk diperhatikan bahwa jenis daging tertentu bisa sangat padat kalori, yang berarti mereka mengemas lebih banyak kalori per gigitan daripada makanan lain (seperti sayuran, misalnya).

Mereka yang memiliki kalori paling banyak termasuk potongan daging yang lebih berlemak dan produk olahan seperti hamburger restoran, bacon, ham, dan sosis.

Jadi, jika kamu mencoba menurunkan berat badan, pilihlah potongan daging sapi dan unggas tanpa lemak, atau ikan, yang semuanya cenderung memiliki lebih sedikit kalori per porsi.

Dehidrasi karena memproses semua protein dari daging

Efek samping lain dari semua protein dalam diet kaya daging adalah bahwa dibutuhkan banyak air tubuh untuk memprosesnya, membuatmu dehidrasi.

Meskipun protein sangat penting untuk kesehatan, termasuk pembentukan dan perbaikan otot, orang cenderung berpikir bahwa mereka membutuhkan lebih dari yang sebenarnya mereka butuhkan.

Rekomendasi resmi untuk protein hanya sekitar 0,36 gram per pon berat badan bagi kebanyakan orang yang tidak banyak bergerak, dan bahkan atlet tidak membutuhkan lebih dari sekitar satu gram per pon berat badan setiap hari.

Lebih dari itu, tubuh akan menggunakan lebih banyak cairan untuk membuang kelebihan nitrogen, menurut penelitian .

Jika kamu tidak minum cukup air untuk mengimbanginya, kamu mungkin akan merasa pingsan, pusing, atau tidak enak badan.

Meningkatkan risiko penyakit seperti kanker tertentu dan penyakit kardiovaskular

Studi secara konsisten menghubungkan konsumsi daging merah dan olahan yang lebih tinggi dengan peningkatan risiko kanker tertentu, serta penyakit kardiovaskular.

Daging olahan seperti ham, bacon, sosis, dan hot dog sangat bersalah karena kebanyakan dari mereka diperlakukan dengan pengawet kimia yang disebut nitrat.

Bahan kimia ini telah ditemukan terkait dengan risiko kanker usus besar, ginjal, dan perut yang lebih tinggi.

(*)