Susahnya Berburu Plasma Konvalesen, Ini Kisah Para Pencari Donor

Maharani Kusuma Daruwati - Rabu, 21 Juli 2021
Terapi plasma konvalesen untuk pasien Covid-19
Terapi plasma konvalesen untuk pasien Covid-19 E4C

Parapuan.co - Terapi plasma konvalesen menjadi salah satu harapan kesembuhan bagi pasien Covid-19 yang bergejala berat.

Namun, ketersediaannya tidak sebanding dengan jumlah permintaannya.

Selain pemberian obat antivirus dan vitamin, terapi plasma konvalesen menjadi alternatif untuk memerangi Covid-19.

Antibodi orang yang sudah sembuh dari infeksi Covid-19 diharapkan bisa membantu orang yang masih sakit.

Tak heran jika plasma konvalesen menjadi barang yang paling dicari saat ini.

Hampir setiap hari di media sosial beredar pesan permohonan donor plasma konvalesen yang dikirimkan oleh keluarga, teman, atau kerabat pasien.

Baca Juga: Jadi Salah Satu Pengobatan Covid-19, Apa Itu Terapi Plasma Konvalesen?

Sementara para pasien sendiri terbaring lemah di rumah sakit menanti datangnya bantuan.

Kesulitan mencari donor plasma sempat dialami Rosyadi Indana untuk ayahnya yang sedang dirawat di ruang isolasi RS PKU Muhammadiyah Karanganyar, Jawa Tengah.

Oleh dokter, lelaki yang disapa Ochad ini diminta mendapatkan 2 kantong plasma darah konvalensen karena kondisi ayahnya yang kurang stabil.

"Saya membuat pesan berupa broadcast dan disebarkan melalui berbagai media sosial," aku Rosyadi Indana.

Ia lalu membuat broadcast pesan yang disebarkan ke media sosial dan grup percakapan yang diikutinya.

Selain itu, ia juga berusaha menghubungi relawan Darah Untuk Kita (DATA) Solo, yang mewadahi para penyintas dan membantu pencarian donor plasma.

"Lama pencarian pendonor dan bisa dapat donor sekitar 3-4 hari. Dokter meminta untuk mencari donor plasma hari Minggu, 18 Juli 2021, mendapat donor plasma di hari Selasa, 20 juli 2021," terang Ochad.

Dia pun mengatakan bahwa dirinya kini masih mencari pendonor tambahan lagi.

"Hari ini saya akan mendaftarkan ke PMI lagi 2 orang. Keduanya sudah pernah screening, yang satu tinggal pengalihan pasien saja. Dan yang satunya screening ulang untuk cek leukositnya sudah stabil belum," tambahnya, saat dihubungi PARAPUAN, Rabu (21/7/2021).

Baca Juga: Takut Jarum Saat Disuntik? Ini Cara Mengatasinya Menurut Ahli

Rosyadi Indana, pencari donor plasma konvalesen
Rosyadi Indana, pencari donor plasma konvalesen Dok. Pribadi Rosyadi Indana

Walau sudah mendapatkan donor, bukan berarti masalah selesai, sebab mereka harus di-screening dulu oleh Palang Merah Indonesia.

Jika lolos baru bisa dilakukan donor plasma.

"Kendala di PMI-nya banyaknya antrian dan keterbatasan petugas sehingga memakan waktu yang lama dalam prosesnya. Untuk kendala pencarian pendonor banyak pendonor yang bersedia bahkan menawarkan diri. Namun ada syarat yang tidak tercukupi seperti tidak adanya surat yang menyatakan positif atau negatif," terang Rosyadi.

Saat ini ia baru berhasil mendapatkan satu kantong plasma dan masih berusaha mencari donor lain.

Cerita serupa juga dimiliki Hermin Hartantyo yang berburu donor plasma untuk ayahnya yang sudah berusia 88 tahun pada bulan April lalu.

Hermin juga berusaha mengerahkan seluruh keluarganya untuk mem-blasting pesan berantai terkait permintaan donor untuk ayahnya, termasuk menghubungi relawan DATA di Solo.

Ia juga sempat bolak-balik ke PMI untuk membawa para calon pendonor namun beberapa terpaksa gagal karena tak lolos hasil tes screening-nya.

Beruntung, Hermin bisa mendapatkan bantuan donor plasma sehari kemudian.

"Proses pencarian sampai akhirnya dapet pendonor, Alhamdulillah kami dimudahkan cuma 1 hari langsung dapet. Itu karena semua ikut bergerak, kami biasa koordinasi dalam kerja dan keluarga, tenang dan tidak panik dan tentunya yang utama karena bantuan dari Allah SWT," ujar Hermin.

Kondisi ayahnya pun berangsur membaik dan stabil setelah mendapatkan donor plasma dan menjalani terapi plasma konvalesen itu.

Baca Juga: Jadi Salah Satu Silent Killer pada Anak, Cegah dengan Imunisasi Pneumonia

Menurut Hermin, salah satu kendalan sulitnya mencari donor plasma adalah sebagian pendonor hanya mau memberikan plasma untuk orang yang dikenalnya.

"Kebanyakan mereka mau menolong karena masih ada ikatan saudara atau teman, Kalau  nggak kenal mereka ogah," ujar perempuan berusia 48 tahun itu.

Sekantong plasma adalah harapan untuk sesama. Jika kawan puan adalah seorang penyintas dan memenuhi syarat jangan ragu untuk membantu.

Kawan Puan bisa langsung menghubungi Palang Merah Indonesia (PMI) di tempat kamu tinggal.

(*)