Hubungan Ayah dan Anak Perempuan di Film Ayla The Daughter of War

Arintya - Minggu, 18 Juli 2021
Hubungan ayah dan anak perempuan di Ayla: The Daughter of War
Hubungan ayah dan anak perempuan di Ayla: The Daughter of War Warner Bros

1. Dipertemukan lewat perang

Pertemuan Suleyman dan Ayla berawal ketika perang Korea Selatan dan Korea Utara di tahun 1950an.

Kala itu, Suleyman tengah menyusuri hutan kemudian menemukan Ayla di antara mayat para korban peperangan, ia tengah menangis sembari memegang tangan ibunya yang juga telah meninggal.

Melihat Ayla sendirian, Suleyman kemudian menjulurkan kedua tangannya. Ia ingin menyelamatkan Ayla.

Meski awalnya sempat ragu, Ayla pun akhirnya menyambut Suleyman dan memeluknya kencang.

Kawan Puan, di sinilah hubungan “ayah” dan anak perempuan mulai tumbuh.

Belum lagi ketika Suleyman dan Ayla pulang ke barak tentara dan di perjalanan mereka sempat diserang musuh.

Dalam perlawanan ini, Suleyman terlihat sekali berusaha melindungi Ayla, baik dari musuh maupun rasa takutnya.

Baca Juga: Sebagai Ayah Tunggal, Bagaimana Cara Membesarkan Anak Perempuan dengan Baik?

2. Perjuangan sebagai ayah tunggal yang mengasuh anak perempuan

Bagi sesama tentara, Suleyman memang hanyalah tentara sekaligus teknisi biasa.

Namun bagi Ayla, Suleyman adalah seorang ayah dan satu-satunya keluarga yang ia punya.

Suleyman pun menjalani perannya sebagai ayah tunggal dengan penuh suka cita.

Ia mengajari banyak keterampilan pada Ayla, selayaknya orang tua pada anaknya, seperti membaca, makan dengan benar bahkan ia juga membekali Ayla dengan keberanian.

Suleyman pun juga memotong rambut Ayla yang sudah terlalu panjang, agar anak perempuannya ini tidak kepanasan.

Tak berhenti sampai di situ, ketika masa tugas Suleyman telah habis dan harus kembali pulang ke Turki, ia justru memilih untuk extend agar bisa bersama Ayla lebih lama.

Pilihan ini jelas tidak mudah bagi Suleyman, mengingat di Turki sana ia juga punya kekasih yang menunggunya.

Namun naluri sebagai ayah ternyata lebih besar dan membuatnnya bertahan.

Penulis:
Editor: Arintya