Estrogen Rendah? Ini Efeknya Bagi Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan

Anna Maria Anggita - Selasa, 13 Juli 2021
Masalah yang timbul pada kesehatan seksual dan reproduksi perempuan jika kadar estrogen rendah
Masalah yang timbul pada kesehatan seksual dan reproduksi perempuan jika kadar estrogen rendah designer491

Parapuan.co - Wajib hukumnya bagi kaum hawa menjaga kesehatan seksual dan reproduksi perempuan.

Merawat penampilan bagian luar saja tidaklah cukup, karenanya kamu juga perlu menjaga tubuh bagian dalam supaya kesehatan seksual dan reproduksi perempuan terjaga.

Salah satunya menjaga kesehatan seksual dan reproduksi perempuan dengan memperhatikan kadar estrogen.

Baca Juga: Isolasi Mandiri Bagi Anak Positif Covid-19, Bagaimana Caranya?

Perlu Kawan Puan tahu bahwa estrogen adalah hormon yang paling sering dikaitkan dengan perempuan.

Meski demikian, sebenarnya laki-laki juga memiliki hormon estrogen, hanya saja dalam jumlah kecil.

Dilansir dari Medical News Today, bagi perempuan tentunya estrogen berperan sangat penting bagi tubuh.

Pasalnya, penurunan estrogen dapat menyebabkan berbagai masalah dan gejala kesehatan.

Baca Juga: Menjaga Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan agar Terhindar dari HIV

Kadar hormon estrogen itu memengaruhi segalanya mulai dari kesehatan tulang hingga kesejahteraan emosional lho, Kawan Puan.

Kamu harus tahu juga kalau tingkat estrogen setiap perempuan itu bervariasi karena berbagai alasan.

Sebab, setiap kondisi yang memengaruhi atau merusak ovarium dapat menyebabkan penurunan kadar estrogen dalam tubuh.

Faktor risiko paling signifikan untuk memiliki estrogen rendah adalah usia.

Seiring bertambahnya usia perempuan dan mendekati menopause, sangat normal jika kadar estrogen turun.

Dan faktanya, kadar estrogen mulai turun beberapa tahun sebelum menopause terjadi (perimenopause).

Baca Juga: Nola B3 Hamil Lagi di Usia 43 Tahun, Ini yang Harus Dilakukan Saat Hamil di Usia 40an

Kadar estrogen juga dapat menurun karena beberapa alasan lain termasuk:

  • Kegagalan ovarium prematur,
  • Kondisi bawaan, seperti sindrom Turner,
  • Gangguan tiroid,
  • Olahraga berlebihan,
  • Badan terlalu kurus,
  • Kemoterapi, dan
  • Kelenjar hipofisis yang berfungsi rendah.

Selain itu, memiliki riwayat keluarga dengan masalah hormonal juga dapat meningkatkan risiko perempuan terkena estrogen rendah.

Baca Juga: Kenapa HIV dan AIDS Seringkali Dikaitkan? Berikut Penjelasannya

Lantas apa saja efek estrogen rendah?

Gejala estrogen rendah di antaranya yakni menstruasi yang tidak teratur, infertilitas, tulang menjadi lebih rapuh sehingga pengeroposan tulang dapat terjadi, dan hubungan seksual yang menyakitkan.

Tak hanya itu saja, perempuan juga mengalami hot flashes alias sensasi rasa panas yang muncul secara tiba-tiba dan tidak diketahui apa yang menjadi penyebabnya, dan peningkatan infeksi saluran kemih.

Lalu perempuan yang kadar estrogennya rendah juga bisa mengalami depresi.

Hal ini dikarenakan turunnya estrogen diduga berpengaruh pada penurunan serotonin yang merupakan bahan kimia otak yang meningkatkan suasana hati.

Baca Juga: Berikut Ini Merupakan Cara Efektif Mencegah Penularan HIV

Hormon termasuk estrogen dapat berperan dalam manajemen berat badan dan berapa banyak lemak yang disimpan tubuh.

Tingkat estrogen yang rendah, seperti selama perimenopause dan menopause, dapat menyebabkan penambahan berat badan.

Untuk mengatasi rendahnya kadar estrogen yang menurut Kawan Puan mengganggu, hendaknya langsung ke dokter ya.

Dengan begitu, kamu pun bisa mendapat perawatan yang efektif dan tepat demi mengatasi masalahmu. (*)