Bahaya Saturasi Oksigen Rendah Saat Covid-19, Salah Satunya Hipoksemia

Anna Maria Anggita - Selasa, 13 Juli 2021
Oximeter untuk mengecek saturasi oksigen
Oximeter untuk mengecek saturasi oksigen Juanmonino

Parapuan.co - Kawan Puan, mungkin ada beberapa di antara kamu yang saat ini menjalani isolasi mandiri.

Pastinya ada yang menyarankan untuk membeli oximeter bukan?

Oximeter sendiri bertujuan untuk mengetahui saturasi atau kadar oksigen dalam tubuh.

Jika angka saturasi oksigen menunjukkan angka 95 persen atau lebih tinggi dari itu, tandanya normal ya, Kawan Puan.

Baca Juga: Isolasi Mandiri Bagi Anak Positif Covid-19, Bagaimana Caranya?

Apabila saat ini kamu atau keluarga yang sedang isolasi mandiri, jika nilai saturasi oksigen lebih rendah dari 95 persen, segera hubungi dokter.

Dilansir dari Kompas.com, orang yang nilai saturasinya di bawah 90 persen itu dianggap rendah dan membutuhkan tambahan oksigen eksternal.

Selain itu, saturasi oksigen yang rendah bisa memicu hipoksemia, yaitu kondisi di mana tubuh tidak dapat mengirim oksigen ke semua sel, jaringan, dan organ

Dikutip dari Cleveland Clinic, hipoksemia terjadi ketika kadar oksigen dalam darah lebih rendah dari normal.

Baca Juga: 6 Penyakit yang Mungkin Muncul karena Kebanyakan Minum Vitamin C

Jika kadar oksigen darah terlalu rendah, tubuh pun mungkin tidak bekerja dengan baik.

Pasalnya, darah membawa oksigen ke sel-sel di seluruh tubuh agar tetap sehat.

Hipoksemia dapat menyebabkan masalah ringan seperti sakit kepala dan sesak napas.

Pada kasus yang parah, dapat mengganggu fungsi jantung dan otak dalam jangka waktu yang lama.

Adapun beberapa gejala hipoksemia yakni:

  • Sakit kepala,
  • Sesak napas,
  • Detak jantung cepat,
  • Batuk,
  • Mengi (suara bernada tinggi saat bernapas),
  • Kebingungan,
  • Warna kebiruan pada kulit, kuku, dan bibir.

Kawan Puan, sebelum terlalu parah, jangan ragu untuk menghubungi dokter.

Dengan begitu, kamu akan mendapat pengobatan hipoksemia untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah.

Baca Juga: Nola B3 Hamil Lagi di Usia 43 Tahun, Ini yang Harus Dilakukan Saat Hamil di Usia 40an

Obat-obatan yang digunakan diberikan melalui inhaler, tentunya dengan dosis terukur dan memingkinkan obat terhirup ke dalam paru-paru.

Akan tetapi, jika dalam kasus yang lebih parah, dokter akan meresepkan terapi oksigen.

Di mana orang biasanya menerima oksigen ekstra melalui alat yang disebut kanula (tabung) yang dipasang di bagian luar hidung, atau melalui masker pernapasan.

Lokasi dan jumlah waktu orang menerima terapi oksigen didasarkan pada kebutuhan individu.

Lantas, jika hipoksemia sudah sembuh, apa yang harus dilakukan?

Kawan Puan, ada beberapa langkah yang bisa kamu ambil untuk mencegah kambuhnya hipoksemia setelah perawatan.

Baca Juga: Berikut Ini Merupakan Cara Efektif Mencegah Penularan HIV

 

Masih dari sumber yang sama, berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan yakni:

  • Latihan pernapasan dalam,
  • Olahraga ringan seperti jalan kaki atau yoga,
  • Konsumsi makanan yang sehat,
  • Banyak minum air putih,
  • Berhenti merokok.

Jadi yuk lakukan beberapa langkah tersebut, supaya hipoksemia tidak kambuh. (*)

 

Sumber: Kompas.com,Cleveland Clinic
Penulis:
Editor: Linda Fitria

Penting! Segera Lakukan Ini Saat Orang Tersayang Alami Serangan Stroke!