Industri Busana Muslim Kian Kompetitif, Ini Cerita Brand Kami. Berhasil Tembus Pasar Malaysia

Ratu Monita - Minggu, 11 Juli 2021
Istafiana Candarini, sosok dibalik brand fashion muslim lokal yang tembus pasar Malaysia
Istafiana Candarini, sosok dibalik brand fashion muslim lokal yang tembus pasar Malaysia @afinacandarini / Dok Instagram

Parapuan.co - Industri fashion modest wear lokal kian berkembang pesat dari tahun ke tahun.

Tak lagi monoton dan terlihat kaku, kini makin banyak hadir brand busana muslim yang menawarkan beragam model busana yang lebih variatif. 

Salah satunya seperti brand fashion lokal Kami. yang hadir sejak tahun 2009 dengan gaya urban modest wear.

Brand fashion lokal satu ini digawangi oleh tiga desainer perempuan. Mereka adalah Istafiana Candarini, Nadya Karina dan Afina Candarini.

Sebagai salah satu pendirinya, Istafiana Candarini atau yang akrab dipanggil Irin ini, menceritakan tentang pengalamannya kesulitan mencari pakaian muslim yang modis menjadi cikal bakal brand Kami. 

Baca Juga: Bermula dari Tak Dihargai Atasan, Ratih Sukses Bisnis Fashion Sendean

"Dulu fashion muslim identik dengan kesan dewasa, tua, sementara saat itu lagi tren pakaian dengan model lengan 3/4, sehingga para pengguna hijab harus pakai manset," ungkap Irin pada PARAPUAN.

Dari kegelisahan itulah, Irin bersama dengan adik dan sahabatnya pun terpikir untuk membuat sesuatu bersama.

Awal Perjalanan Memulai Bisnis

Berawal dari keresahan industri fashion busana muslim yang kurang fashionable ditambah tren modest wear yang sedang berkembang, mengilhami Irin dan dua rekan bisnisnya tersebut untuk memulai usaha.

Kami. awalnya tak langsung memproduksi busana muslim.

Irin yang menyukai hal-hal berbau crafting awalnya berinisiatif untuk membuat produk pertama Kami. berupa signature necklace.

Melihat dalam proses produksi menggunakan banyak bahan kaos, kemudian ia terpikir untuk menjadikannya sebagai scarf panjang namun dengan motif tie dye.

"Saat itu hanya tie dye yang memungkinkan bagi kita, karena untuk print tentu membutuhkan modal besar, sementara saat itu modal yang kita punya sedikit," jelasnya. 

Seiring berjalan waktu, scarf yang dibuatnya pun semakin banyak diburu masyarakat.

Tak lama berselang, beberapa pembeli pun menyarankan untuk membuat scarf menjadi ukuran kerudung. 

Baca Juga: Tren Body Positivity Meningkat, Ini Pengaruhnya Pada Perkembangan Industri Fashion Plus Size

Bagi Kami. inspirasi koleksi bisa dari mana saja, seperti kisah hidup seseorang, alam, hingga perjalanan ke berbagai tempat.
Bagi Kami. inspirasi koleksi bisa dari mana saja, seperti kisah hidup seseorang, alam, hingga perjalanan ke berbagai tempat. JANED KHARISMA/Kami.

Melihat banyaknya permintaan tersebut Irin bersama teman dan adiknya pun merasa tertantang untuk mencobanya.

Siapa sangka, rilisnya kerudung tersebut ternyata menjadikan nama Kami. mulai dikenal masyarakat dan momen tersebut pun berbarengan dengan ramainya tren hijabers community. 

"Saat itu hijabers community lagi heboh dan banyak customer kita dari kalangan mereka, kemudian kita pun mulai sering ikut acara mereka dan mulai banyak ditanyain," ungkapnya.

Hal yang menjadi rintangan saat awal membangun Kami. menurut Irin saat itu adalah cara mempertahankan kualitas bahan yang digunakan dengan modal terbatas. 

"Mungkin kalau modalnya besar, kita bisa langsung ke pabrik beli bahan dengan kualitas sama dalam jumlah besar, namun sayangnya enggak," tuturnya.

Sehingga hal yang mereka lakukan adalah dengan membeli bahan yang memiliki kualitas sama dalam jumlah sedikit-sedikit ke pasar kain, hal inilah yang diakuinya sulit.

Diakui Irin, di tahun kedua Kami. berdiri, mereka sempat mencari pabrik dengan kualitas yang sama.

Namun sayangnya saat itu orientasi pabrik masih ke arah ekspor dan brand lokal belum menjadi hal yang menarik mereka. 

Menembus Pasar Luar Negeri

Kendati sempat sulit mencari pabrik yang mampu memproduksi pakaian dalam skala lokal, namun perlahan tapi pasti Kami. mulai berkembang hingga menunjukkan taringnya ke pasar yang lebih luas.

Butuh waktu kurang lebih empat tahun bagi Kami. untuk bisa memancarkan pesona industri busana muslim lokal ke kancah internasional.

Yaitu pada tahun 2013, Kami. berhasil masuk ke pasar mode Malaysia.

Irin menyampaikan, hal ini berawal dari Kami. yang ikut serta dalam beragam pameran yang kala itu banyak diadakan oleh kementerian. 

Dari pameran tersebut pun KAMI semakin banyak dikenal dan mencoba membangun koneksi dengan banyak orang.

Hingga pelan-pelan dari kenalan tersebut mulai diajak ikut ke luar negeri untuk fashion show, seperti Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Malaysia.

Baca Juga: Ingin Sukses Bisnis Kecantikan? Ini Saran Teneya Gholston, Direktur Pemasaran Senior Revlon

Koleksi Noken Pashmina yang terinspirasi dari tas rajutan khas Papua.
Koleksi Noken Pashmina yang terinspirasi dari tas rajutan khas Papua. Kami.

Perjalanan hingga Korea diawali saat Kami. diajak oleh Jakarta Fashion Week untuk ikut fashion show di sana dan memamerkan koleksi modest wear yang dimiliki.

"Sempat ke US (Amerika Serikat) diajak oleh Bekraf, ada yang jadi reseller juga udah ngambil beberapa kali, terus ternyata pandemi seperti sekarang," ungkap perempuan berusia 36 tahun tersebut.

Kendati pandemi sempat menghambat penjualan Kami. untuk pasar internasional, namun tak lantas membuat Irin dan rekan-rekannya patah semangat. 

Mereka tetap memaksimalkan potensi pasar yang ada. 

Misalnya seperti pasar di Malaysia, yang menjadi satu-satunya target market luar negeri Kami. yang bertahan dari hanya menggunakan reseller hingga kini bekerja sama dengan banyak pihak ketiga.

Kami. sempat bekerja sama dengan dua e-commerce Malaysia yakni Zalora dan Fashion Valet, kemudian beberapa waktu lalu brand fashion bekerja sama dengan salah satu presenter, pengusaha, dan influencer Malaysia, Farahanim Razak.

Industri fashion busana muslim kian kompetitif, ditandai dengan semakin banyaknya bermunculan brand-brand modest wear baru di tanah air.

Menghadapi ini, Irin pun mengakui bahwa strategi kedepan yang dilakukannya adalah menjaga agar produk Kami. tetap terus relevan dengan target market dan membuat produk yang dikeluarkan selalu hype di masyarakat.(*)

Penulis:
Editor: Citra Narada Putri

Selain Sinopsis Drakor, Ini Inspirasi Outfit ke Kantor ala Kim Ji Won di Queen of Tears