Ramai Video Buat Alat Bantu Napas Sederhana, Hati-hati Alat Oksigen dari Bahan Aerator Akuarium

Maharani Kusuma Daruwati - Senin, 5 Juli 2021
Ilustrasi oksigen sebagai alat bantu pernapasan yang kini mulai langka
Ilustrasi oksigen sebagai alat bantu pernapasan yang kini mulai langka James Mutter

“Mungkin dampak negatif penggunaan alat ini tidak ada dan masih harus dibuktikan. Tetapi, jika alat ini digunakan oleh orang normal, maka saluran pernapasannya akan menjadi lebih lembap. Bahkan, mungkin akan timbul infeksi atau penyakit tertentu lainnya,” katanya.

Pras menjelaskan, setiap orang atau pasien yang menderita sesak napas bisa mengukur kebutuhan oksigen dengan melakukan analisis gas darah.

Dengan mengetahui kebutuhan oksigen tersebut, tenaga kesehatan dapat memberikan terapi yang cocok sesuai kondisi pasien.

Setelah itu, terapi dapat dipantau dengan melihat dan menilai saturasi oksigen.

“Kita menghirup oksigen di lingkungan dengan kadar 21 persen. Ketika masuk ke dalam paru-paru dan beredar di seluruh tubuh maka saturasinya 100 persen. Jika ada gangguan di paru-paru contohnya pada penderita Covid-19, maka saturasi oksigennya bisa turun sehingga pasien perlu menaikannya kembali,” ujar Pras yang juga pengajar di Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Baca Juga: Dokter Bongkar 8 Mitos dan Teori Konspirasi Vaksin Covid-19, Ini Kebenarannya (Part 2)

Pras menekankan, kebutuhan oksigen setiap pasien berbeda-beda tergantung kondisi masing-masing.

Menaikan saturasi oksigen untuk pasien yang masih dalam kondisi sadar bisa dilakukan dengan bantuan nasal cannula atau masker wajah. 

Sedangkan untuk pasien yang sudah tidak sadar dan dengan saturasi oksigen rendah perlu menggunakan ventilator atau high flow nasal cannula (nasal cannula bertekanan tinggi).

Sementara dalam kondisi penuhnya fasilitas kesehatan dan kelangkaan tabung oksigen saat ini, lanjut Pras, pasien sesak napas dapat menerapkan posisi tengkurap (prone position) secara rutin setiap dua jam sekali.

Posisi ini akan menyebabkan oksigenasi atau distribusi oksigen di paru-paru semakin merata.

Pada pasien Covid-19 dengan gejala berat, kelainan ada di bagian samping dan belakang paru-paru.

Menerapkan posisi tengkurap akan membuat bagian belakang paru-paru teraliri oksigen dengan baik dan merata sehingga membantu mengurangi sesak napas.

 

(*)