Cerita Korban Selamat KMP Yunice: Saya Terapung 30 Menit di Laut

Tentry Yudvi Dian Utami - Rabu, 30 Juni 2021
Pendirian tenda oleh Brimob Polda Bali di Pelabuhan Gilimanuk.
Pendirian tenda oleh Brimob Polda Bali di Pelabuhan Gilimanuk. Tribun Bali/I Made Ardhiangga Ismayana

Parapuan.co  - Selasa (29/06/2021) pukul 18.32 WITA, KMP Yunice tenggelam di laut Bali ketika hendak bersandar ke Pelabuhan Gilimanuk.

KMP Yunice tenggelam bersama 56 orang, termasuk 15 anak buah kapal (ABK).

Melansir Tribunnews, sebanyak kurang lebih enam orang masih hilang dan belum diketahui nasibnya sejak KMP Yunice tenggelam.

Sementara itu, sebanyak 41 orang korban selamat KMP Yunice yang tenggelam sudah dievakuasi dan dibawa ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.

Taufik, seorang korban yang selamat menceritakan detik-detik tenggelamnya kapal Yunice.

Baca Juga: Tren Pernikahan di Era Pandemi Covid: Cuma Menerima Tamu yang Sudah Vaksin

Dari ceritanya, dia tak menyadari bahwa kapal penyeberangan Ketapang-Gilimanuk ini hendak tenggelam. Pasalnya, pihak kapal pun tidak membunyikan sirene atau tanda-tanda adanya keadaan darurat.

"Saat itu orang-orang bingung karena tidak ada peringatan apapun. Seperti sirine atau apa tidak ada. Saya hanya melihat petugasnya lari-lari," ujarnya.

Tapi, dia perlahan-lahan merasakan kapal miring ke kiri. Banyak orang sudah teriak untuk mengambil pelampung. Tak lama kemudian, kapal pun terbalik.

"Saya mendengar orang berteriak pakai pelampung. Saya cari di lemari tapi tidak bisa dibuka oleh petugasnya. Saya tendang saja lemarinya akhirnya bisa dibuka dan saya dapat pelampung. Saat itu saya hanya berpikir bagaimana caranya selamat,” pungkasnya.

Melihat keadaan tidak membaik, laki-laki ini pun memberanikan diri untuk keluar dari kapal. Dia loncat, meskipun keadaan begitu gelap.

Baca Juga: UPDATE: Kapal Penumpang KMP Yunice Terseret Arus dan Tenggelam di Gilimanuk, 6 Orang Meninggal Dunia

Taufik tidak sendirian, hal serupa juga dirasakan oleh Sukro (44) warga Srono, Kabupaten Banyuwangi.

Saat kapal miring, Sukro langsung mengambil pelampung dan loncat ke laut. Dia pun sempat terapung selama 30 menit sampai akhirnya ditolong oleh kapal lain.

Menurut Sukro, saat kapal miring dirinya sempat mengambil pelampung dan langsung meloncat ke laut.

"Sekitar setengah jam saya terapung, hingga akhirnya ada kapal lewat, saya teriak minta tolong.

Alhamdulillah saya bersyukur masih diberi keselamatan," ujarnya.

Sejauh ini, korban KMP Yunice masih dievakuasi ke Puskemas Gilimanuk Bali. Tapi, proses evakuasi terkendala lantaran cuaca dan adanya gelombang tinggi mencapai 4 meter.

Baca Juga: Produsen Vaksin Sinovac Cina sedang Teliti Efektivitas Suntikan Dosis Ketiga

Letkol Marinir Benyamin Ginting sebagai Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, menjelaskan bahwa KMP Yunice tenggelam saat hendak mengantre bersandar di Pelabuhan.

"Kapal Yunicee oleng dan tenggelam ketika proses antre bersandar di Pelabuhan Gilimanuk, akibat cuaca buruk. Ada lima menit kapal miring, mungkin karena ombak tinggi, sampai 4 meter," ujarnya.

Meskipun penumpang sudah berhasil dievakuasi, namun, sayangnya kapal Yunice masih belum ditemukan keberadaannya.

Diduga kapal tersebut masih terseret arus, lantaran cuaca yang buruk di laut Bali.

“Kapal belum diketahui posisinya. Kami terus fokus untuk melakukan pencarian dan saat ini rekan Brimob juga mendirikan posko darurat,” lanjutnya.

Petugas SAR Gabungan dan SAR Jembarana pun sedang berusaha keras melakukan pencarian.

Semoga lekas ketemu!(*)