Parapuan.co - Trust issues atau masalah kepercayaan berkembang sebagai hasil dari pengalaman di masa lalu.
Jika seseorang mengalami pengkhianatan, pengabaian, atau bahaya ketika mereka masih muda, ini dapat menyebabkan masalah kepercayaan saat mereka beranjak dewasa.
Kasus ini disebut dengan teori keterikatan, di mana aktivitas di masa lalu menjadi trauma dan berlangsung hingga dewasa.
Trust issues juga bisa terjadi saat dewasa, misalnya dikhianati atau disakiti oleh pasangan yang dicintai, sehingga perlu berpikir panjang untuk memulai hubungan romantis yang baru.
Orang dengan trust issues juga tidak mudah menjalani kehidupan karena mereka juga sering berprasangka buruk terhadap orang lain dan sulit terbuka bahkan kepada diri sendiri.
Apakah Kawan Puan juga mengalami masalah kepercayaan ini?
Nicole Beurkens, Ph.D., psikolog klinis di Caledonia menjelaskan bagaimana langkah-langkah untuk mengatasi trust issues, menurut laporan Mindbodygreen.
Baca Juga: Mengenal 7 Tanda Trust Issues dalam Hubungan, Salah Satunya Menghindari Komitmen
1. Proses masa lalu yang menyakitkan
"Kesadaran bahwa trust issues ada dalam diri kita adalah langkah pertama yang penting," kata Nicole.
Awal lahirnya trust issues ini juga penting untuk memproses pengkhianatan, rasa sakit, dan asal-usul masalah kepercayaan lainnya untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang masalah ini.
Nicole mencatat bahwa terapi merupakan langkah yang diperlukan jika lukamu semakin dalam dan mempercayai seseorang atau sesuatu adalah sebuah tantangan.
Setiap orang berbeda, tapi ada juga orang yang berhasil memproses luka masa lalu dan membangun kembali kepercayaan melalui buku, kelompok dukungan online, dan sebagainya.
2. Merasa nyaman dengan risiko terburuk
"Semua orang membuat kesalahan dan setiap orang akan mengecewakanmu di beberapa titik. Itu tidak berarti mereka tidak bisa dipercaya," ujar Nicole.
Bergelut dengan trust issues memang rumit dan kita jadi cenderung menyamaratakan segala hubungan yang baik menjadi buruk.
Masalahnya, kamu menjadi nyaman dengan risiko seperti ungkapan "Paling hubungan ini akan berakhir sama."
Kamu mungkin disakiti oleh seseorang, tapi orang lain belum tentu bertindak seperti itu terhadapmu.
Kamu berhak memiliki hubungan sehat lainnya dalam hidupmu, sehingga trust issues ini tidak selalu muncul dalam setiap hubungan.
"Belajar untuk mengevaluasi secara lebih objektif apa yang terjadi sekarang, dan tidak hanyut secara emosional oleh asumsi," tambahnya.
Baca Juga: 3 Tips Berkomunikasi dengan Suami Ketika Ingin Memulai Bisnis Baru
3. Bekerja sama sebagai pasangan
Jika saat ini kamu sudah menjalin hubungan, pastikan pasanganmu terlibat sehingga mereka dapat mendukungmu melalui proses penyembuhan.
Beri tahu pasangan untuk menjembatani kesenjangan dari ketidakpercayaan menjadi kepercayaan.
Kedua pasangan harus dapat dihubungi, responsif, terlibat, dan bisa memastikan keberadaan mereka saat kamu mengalami trust issues.
Kepercayaan adalah faktor penting dalam fondasi setiap hubungan, baik hubungan romantis atau tidak.
Ketika kamu tidak bisa mempercayai orang-orang terdekatmu, itu bisa terasa sangat terisolasi dan kesepian.
Jangan menyerah, sangat mungkin untuk mengatasi masalah kepercayaan sehingga hubunganmu dengan orang yang kamu cintai dapat berkembang.(*)