Simak, Ini Faktor Pemicu Munculnya Gangguan Vaginosis Bakterial

Anna Maria Anggita - Rabu, 16 Juni 2021
Ilustrasi organ intim perempuan
Ilustrasi organ intim perempuan Freepik.com

Parapuan.co - Kawan Puan, tahukah kamu kalau gangguan pada vagina kita itu banyak sekali?

Nah, kali ini PARAPUAN akan membahas bacterial vaginosis (BV) atau vaginosis bakterial.

Mengutip dari Mayo Clinicbacterial vaginosis adalah jenis peradangan vagina yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebih bakteri yang secara alami ditemukan di vagina.

Baca Juga: Perempuan Wajib Tahu, Berapa Kali Harus Ganti Pembalut Saat Menstruasi?

Di mana pertumbuhan bakteri yang tidak wajar ini mampu mengganggu keseimbangan alami pada vagina.

Umumnya, BV ini menyerang perempuan pada usia produktif, tapi sebenarnya juga mampu berpengaruh pada segala usia.

Penyebabnya tidak sepenuhnya dipahami, tetapi aktivitas tertentu seperti seks tanpa kondom atau sering mandi meningkatkan risiko.

Masih dari sumber yang sama, berikut ini beberapa aktivitas yang disebut-sebut menjadi faktor risiko bacterial vaginosis:

Baca Juga: Vagina Kering? Ini 5 Tips Merawat Miss V yang Wajib Dilakukan

1.  Memiliki banyak pasangan seks atau pasangan seks baru

Kawan Puan, para dokter dari Mayo Clinic belum sepenuhnya memahami hubungan antara aktivitas seksual dan vaginosis bakterial.

Hanya saja yang menjadi catatan, vaginosis bakterial lebih sering menyerang pada perempuan yang memiliki banyak pasangan seks, maupun pasangan baru.

Di samping itu, vaginosis bakterial lebih sering terjadi pada mereka yang berhubungan sesama jenis, yakni dengan sesama perempuan.

Baca Juga: Hindari Makan dan Minum Beberapa Jenis Santapan Ini Sebelum Donor Darah

2. Douching

Tindakan membilas vagina dengan air atau bahan pembersih (douching) mampu mengganggu keseimbangan alami pada vagina.

Pasalnya douching dapat menyebabkan pertumbuhan berlebih dari bakteri anaerob, dan mengakibatkan vaginosis bakteri.

Perlu Kawan Puan catat, kalau vagina itu bisa membersihkan diri sendiri, sehingga  douching tidak diperlukan.

3. Kekurangan bakteri lactobacilli

Kawan Puan, area vagina itu harus memiliki cukup banyak bakteri lactobacilli.

Bakteri lactobaclili yang baik, mampu meredam timbulnya bacterial vaginosis.

Baca Juga: Cara Menjaga Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan Setelah Melahirkan

Kalau sudah terserang, apa saja gejala vaginosis bakterial?

Tanda dan gejala vaginosis bakterial yakni:

  • Keputihan encer, abu-abu, putih atau hijau
  • Bau vagina "amis" berbau busuk
  • Vagina gatal
  • Terbakar saat buang air kecil

Namun, harus diketahui kalau ada beberapa perempuan yang terkena vaginosis bakterial tapi tidak memiliki tanda atau gejala.

Oleh sebab itu, alangkah baiknya kalau Kawan Puan merasakan adanya hal mengganjal pada vagina, segera periksakan ke dokter ya.

Jangan ragu untuk konsultasi, tujuannya agar kamu mendapat pengobatan yang tepat sebelum risiko yang lebih buruk bisa datang. (*)

Sumber: Mayo Clinic
Penulis:
Editor: Linda Fitria

Dokter Jelaskan Manfaat Makan Kacang-Kacangan bagi Pengidap Stroke