Bermula dari Tak Dihargai Atasan, Ratih Sukses Bisnis Fashion Sendean

Vregina Voneria Palis - Minggu, 13 Juni 2021
Hari Ratih Fitriyani, Owner Sendean
Hari Ratih Fitriyani, Owner Sendean Instagram: @sendean.id

Parapuan.co – Perempuan kini tak lagi terkungkung dalam ranah domestik lagi yang lekat dengan budaya partiarki. Kini, kita bisa menjadi apapun yang kita inginkan dan impikan, setuju Kawan Puan?

Nah, bicara soal meraih impian, rupanya ada beberapa karakteristik yang dimiliki perempuan dalam mewujudkan mimpinya.

Ini pun terlihat dalam riset whitepapaper PARAPUAN berjudul Perempuan Indonesia, Ambil Alih Kembali Kendali Mimpimu pada April lalu yang melibatkan dari 1.218 audiens KG Media.

Salah satu karateristik yang dimiliki perempuan adalah tipe pengampu. Tipe pengampu ini kelompok perempuan yang mampu mengontrol diri saat membuat keputusan terkait mimpi, sekalipun tujuan akhirnya juga untuk memenuhi ekspektasi orang lain.

Orientasi perempuan tipe Pengampu tidak sebatas untuk kesenangan orang lain tetapi juga menjaga perasaan atau memenuhi ekspektasi orang lain.

Baca Juga: Dari Penyanyi Hingga jadi Business Woman, Inilah Sosok Jessica Jung

Produk-produk Sendean.id
Produk-produk Sendean.id Instagram: @sendean.id

Pengampu merasa bahwa memenuhi ekspektasi orang lain dan lingkungan dapat membawa kebahagiaan bagi dirinya.

Mereka membuat keputusan-keputusan terkait mimpi dengan lebih banyak mempertimbangkan ekspektasi orang lain yang itu diyakini juga akan membawa kebahagiaan untuk dirinya. Mimpi mereka bisa jadi adalah perwujudan cita-cita orang lain dan lingkungan atau wujud ekspektasi mimpi orangtua, pasangan, atau lingkungan.

Rasanya tipe pengampu ini bisa kita temukan di dalam kehidupan sehari-hari ya, Kawan Puan. Tak terkecuali pebisnis sukses sekalipun.

Salah satunya, Hari Ratih owner dari Sendean.id. Sendean sendiri merupakan brand yang menjual berbagai kerajinan tangan hingga busana dengan memanfaatkan kain tradisional Indonesia sebagai bahan utama produksinya.

Dari ceritanya, Ratih memutuskan untuk membangun bisnis lantaran atasannya kurang menghargai perempuan.

Sebab, ya, buat apa toh, bekerja tapi tidak pernah dihargai.

"Waktu itu sempat kerja di pabrik dairy (olahan susu) jadi sekretaris bos, tapi aku enggak terlalu cocok karena masalah pribadi.

Dia kurang respect (hormat) dan appreciate (menghargai) sekretarisnya, jadi aku memutuskan cukup, aku enggak mau lagi kerja sama dia," cerita Ratih kepada PARAPUAN.

Setelah keluar dari perusahaan, memang Ratih sempat mencari lowongan pekerjaan terlebih dahulu sampai akhirnya perempuan berambut panjang ini memutuskan untuk membuat kerajinan tangan.

Ratih mengaku iseng membuat kerajinan tangan seperti sarung bantal yang saat ini menjadi salah satu produk di Sendean.id. 

"Waktu itu pikirannya masih mau cari kerja lain (kantoran), tapi sambil nunggu, waktu itu aku juga bikin-bikin.

Aku punya background (kemampuan) bisa jahit karena ibuku penjahit, jadi selama nunggu (panggilan kerja) aku bikin sarung bantal. Aku coba upload, eh temen-temen pada suka," kata Ratih.

Dari sinilah, Ratih kemudian percaya diri untuk menjadikan hobinya sebagai bisnis. Satu sisi, memang dia juga tidak ingin bekerja di perusahaan lagi.

Baca Juga: Masuk Daftar Forbes 50 Over 50, Ini 10 Fakta Kamala Harris Wapres AS

Menurutnya, "Aku udah cukup deh ikut orang lain sebagai pegawai, pengennya jadi seseorang yang diikutin," ucap Ratih.

Lalu, gimana cara Ratih bisa sukses, ya?

Berbekal Mesin Jahit

Produk-produk Sendean.id
Produk-produk Sendean.id Instagram: @sendean.id

Setelah memutuskan untuk membuka usaha, Ratih meminta dukungan serta bantuan sang ibu sebagai support system-nya.

"Bu aku kayaknya enggak mau kerja (kantoran) lagi, tapi aku perlu bantuan dan ini harus mulai dari nol lagi," tambahnya.

Dengan memanfaatkan mesin jahit yang sudah ada dan kain koleksi sang ibu, Ratih memutuskan memulai usahanya bersama sang ibu.

Dalam perjalanan membangun usahanya ini, Ratih juga mengalami jatuh bangun, Kawan Puan.

Ratih yang merupakan lulusan dari Sastra Inggris tidak memiliki latar belakang bisnis yang mumpuni saat memulai usahanya.

"Aku udah cukup deh ikut orang lain sebagai pegawai, pengennya jadi seseorang yang diikutin," ucap Ratih.

"Jadi karena kau enggak punya background (latar belakang) bisnis, usahaku enggak secepat orang-orang yang punya background bisnis, growing-nya (pertumbuhannya).

Orang lain dengan background bisnis, dalam setahun udah sampe D, aku baru sampai C," kata Ratih.

Belajar Bisnis

Memahami bahwa kemampuannya masih kurang dalam dunia bisnis, Ratih mengikuti berbagai pelatihan UMKM yang ada di Jogja saat itu.

Kawan Puan, sosok Ratih cukup menginspirasi bukan hanya keberaniannya dalam merintis bisnis dan memulai dari nol.

Ratih adalah perempuan yang memberdayakan orang-orang di sekitarnya agar lebih bermanfaat lagi.

"Aku pengen jadi sandaran orang-orang, aku rekrut orang-orang di sekitarku sendiri.

Jadi beberapa pegawaiku yang dulu enggak bisa menjahit sama sekali, belajarnya justru setelah masuk Sendean," kata Ratih.

Kawan Puan, berbeda dengan kebanyakan usaha yang selalu berlomba mengincar keuntungan, Ratih mengaku tidak keberatan jika pertumbuhan usaha serta keuntungannya lambat.

"Jadi progresnya bisnisku lambat, karena aku pengen bermanfaat untuk orang-orang terdekatku.

Enggak apa deh melatih orang dulu, yang penting bisnisku bermanfaat bagi orang-orang," jelas Ratih.

Baca Juga: Membanggakan, TNI Perempuan Raih Mendali dalam Kejuaraan Tinju Dunia

Berdayakan Ibu-Ibu

Ratih membangun dan mempertahankan bisnisnya untuk membantu orang-orang di sekitarnya.

Bermanfaat bagi orang-orang di sekitar adalah mimpi Ratih selama ini.

Meskipun kehidupannya di Australia memungkinkannya untuk mendapatkan penghasilan lebih besar dengan bekerja secara full time, Ratih memilih tetap menjalankan Sendean dan bekerja paruh waktu saja di Australia.

"Enggak apa-apa deh di sini kerja enggak full time (penuh), part time (paruh waktu) aja yang penting Sendean jalan, ibu-ibu di sana bisa berpenghasilan,"

Niatnya itu memberdayakan orang sendiri, aku ingin membeli bahan (tenun dan batik) dari rumah sendiri (Indonesia), biar uangnya berputar di negara sendiri jadi keuntungannya untuk orang Indonesia.

Semua diusahakan kain tradisional yang diproduksi orang Indonesia, batik, tenun dan lurik," jelas Ratih.

Nama Sendean sendiri diambil dari bahasa jawa yang artinya adalah bersandar.

"Filosofi memilih nama Sendean, itu karena berharap bisnis usaha ini bisa menjadi sandaran hidup orang-orang yang ada di dalamnya," jelas Ratih.

Kawan Puan, berawal dari kerajinan tangan seperti sarung bantal, kini Sendean sudah berkembang ke dunia fashion.

Kini usahanya sudah memiliki tujuh orang yang bergabung di dalamnya dan akan terus berkembang.

Semoga apa yang dicita-citakan Ratih agar Sendean dapat terus berkembang dan bermanfaat bagi orang banyak dapat terwujud ya, Kawan Puan.(*)