Selain Tidak Terbuka, Ini Kesalahan Komunikasi dalam Pernikahan

Ratu Monita - Minggu, 9 Mei 2021
Cinta Kita dan Pasangan Diuji Menjelang Pernikahan, Ini Solusinya
Cinta Kita dan Pasangan Diuji Menjelang Pernikahan, Ini Solusinya istock

Parapuan.co - Dalam menjalani hubungan, komunikasi menjadi kunci utama dapat berjalan dengan baik, apalagi dalam hubungan pernikahan

Tanpa disadari, setiap masalah yang terjadi baik besar atau kecil yang sering menimbulkan konflik dalam pernikahan disebabkan oleh komunikasi yang tidak lancar. 

Sebab, sering kali suami atau istri meremehkan makna komunikasi yang sebenarnya dan menganggapnya menjadi hal sepele, padahal sangat rumit. 

Baca Juga: Tak Hanya Perselingkuhan, Ini Penyebab Perceraian Terjadi Walau Usia Pernikahan Sudah Lama

Tak heran jika pasangan kerap menghadapi situasi salah paham karena sejumlah faktor yang menghalangi keduanya dan menimbulkan masalah. 

Untuk mengatasinya, caranya dengan mengubah diri menjadi lebih baik satu sama lain. 

Melansir dari laman Fatherly, terdapat kesalahan komunikasi yang sering kali tidak disadari ini namun justru dapat menyebabkan masalah yang serius. 

1. Invalidasi emosi

Saat menghadapi suatu masalah dengan pasangan, mungkin kamu pernah mengatakan "ini bukan masalah besar", "tidak usah bereaksi berlebihan", atau "kamu terlalu dramatis".

Mungkin kamu tidak menganggap ucapan itu serius, namun ungkapan tersebut sama saja seperti kamu menilai perasaan pasangan tidak terlalu penting. 

Hal ini tidak menutup kemungkinan dapat menghancurkan hubungan, lantaran ungkapan yang kamu anggap sepele.

Oleh karena itu, untuk mencegah hubungan dengan pasangan memburuk, dengarkan apapun yang diucapkan pasangan, sebab hal tersebut akan jauh lebih baik dari pada kamu mengabaikannya begitu saja.

Bayangkan jika kamu berada di posisinya dan tunjukkan rasa pengertian kamu pada pasangan dengan ucapan seperti, "Aku mengerti kamu lagi pusing banget". 

Baca Juga: Ramai Isu Perceraian, Ini 5 Tips Pertahankan Rumah Tangga Agar Tetap Harmonis

2. Tidak menyampaikan apa yang dibutuhkan

Bagian ini sering kali disepelekan. Alih-alih menyampaikan kamu malah mengharapkan pasangan paham dengan kode yang kamu berikan.

Padahal, pasangan bukan cenayang yang bisa menebak atau tahu dengan tepat keinginanmu tanpa harus kamu ucapkan.

Perlu diingat, pasangan kamu hanya manusia biasa yang tidak bisa membaca pikiran untuk kemudian bisa langsung memberikan apa yang kamu butuhkan tanpa kamu sampaikan.

Jika kamu terus membiarkan sikap ini, maka sama saja dengan kamu menabung bom waktu berisi amarah dan kebencian pada pasangan yang bisa meledak kapan saja. 

Untuk mengatasi ini pun cukup sederhana yakni kamu sampaikan pada pasangan apa yang kamu butuhkan. 

Akan tetapi, kamu pun harus bisa menerima dan memahami pasangan jika ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan, meskipun kamu sudah menyampaikannya. 

3. Mengabaikan pasangan

Bagian ini bisa jadi kamu lakukan tanpa sadar apalagi saat begitu banyak hal yang harus dikerjakan atau di tengah-tengahnya padat jadwal pekerjaan. 

Sehingga kamu pun mengabaikan pasangan yang sebenarnya membutuhkan kehadiran dan perhatian dari kamu. 

Ketika kamu mengabaikan mereka, hal ini dapat membuat pasangan merasa kamu tak lagi tertarik dengannya, atau bahkan ia akan merasa sendirian dalam pernikahan tersebut.

Untuk mengatasinya, kamu perlu belajar memahami isyarat yang ditunjukkan oleh pasangan dan jika kamu tidak bisa memahami coba untuk menanyakan langsung dengan pasangan.

Baca Juga: Sudah Lama Menikah, Ini 6 Alasan Pasangan Memutuskan Bercerai

4. Perilaku agresif pasif

Menutupi hal yang dirasakan tentu sering kamu lakukan pada pasangan, bertingkah seakan tidak ada apa apa namun menunjukkan perilaku yang tidak nyaman pada pasangan. 

Perilaku seperti bukan tidak mungkin dapat menimbulkan masalah dengan pasangan, karena kamu tidak terbuka dengan pasangan tentang apa yang kamu inginkan. 

Emosi yang diungkapkan secara tidak langsung ini dapat mengakibatkan ketegangan dan kegusaran antara kamu dan pasangan. 

Sehingga untuk mengatasinya, sampaikan apa yang rasakan kepada pasangan, dan tidak perlu menunggu momen yang tepat.

Karena bisa jadi, alih alih menjadi momen yang tepat malah situasi menjadi lebih buruk. 

5. Bersaing dengan pasangan

Dalam konflik suatu hubungan mungkin kamu begitu mengejar kemenangan, karena merasa dirimu yang paling benar dibandingkan pasangan. 

Hal yang kamu kejar dalam konflik alih alih menyelesaikan masalah dengan berfokus pada solusi malahan mencari pembenaran guna merasa dirimu yang menang. 

Tindakan ini justru menyebabkan tidak adanya kompromi di antara kamu dan pasangan, dan masalah menjadi tidak terselesaikan.

Baca Juga: Jangan Bingung! Ini yang Perlu Kamu Lakukan untuk Persiapan Pernikahan

Oleh sebab itu, untuk mencegahnya di kemudian hari kamu dan pasangan perlu memahami bahwa keduanya adalah sebuah tim. 

Karena ketika kamu dan pasangan dapat melupakan keegoisan diri masing-masing untuk mendapatkan validasi, maka kesepakatan antara keduanya dapat dicapai. 

Perlu kamu ingat, setiap masalah yang menerpa pernikahan apabila diselesaikan dengan kerja sama tim maka akan menambah kekuatan hubungan pernikahan. (*)

Sumber: fatherly
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania