Miris, Kekerasan Seksual dan Perkawinan Anak Bisa Terjadi di Lokasi Pengungsian

Ratu Monita - Sabtu, 10 April 2021
Suasana perempuan dan anak-anak di pengungsian banjir bandang NTT.
Suasana perempuan dan anak-anak di pengungsian banjir bandang NTT. BIDAN JORIA PARMIN/NOVA

Penyebab Kekerasan Seksual pada Anak

Kekerasan seksual umumnya disebabkan oleh kondisi anak-anak yang kehilangan atau terpisah dari orang tua maupun keluarganya.

Kemudian datang orang tak dikenal dengan memberikan iming-iming kepada anak. Selanjutnya anak-anak bisa masuk ke dalam jebakan pelaku kejahatan tersebut.

Ai Maryati juga menambahkan, kasus seperti ini bahkan terjadi di sejumlah pengungsian bencana seperti saat bencana di Palu.

Baca Juga: 3 Tips Dampingi Buah Hati Saat Masuk Sekolah Untuk Pertama Kalinya

Melihat banyaknya kasus seperti ini yang terjadi di lokasi tentu begitu miris. Apalagi anak-anak masih memiliki masa depan yang panjang, namun harus mengalami kejadian serupa yang berdampak besar pada fisik, psikis, dan tumbuh kembang anak tersebut.

"Dampak psikologis yang dialami anak, korban dari kekerasan seksual di lokasi pengungsian dapat berupa ketakutan, tidak percaya diri, enggan untuk bergaul, tidak mau sekolah, dan takut dengan barang-barang tertentu yang membuatnya trauma," tutur Ai Maryati.

Selain itu, Ai Maryati juga menyampaikan bahwa bantuan yang diberikan untuk mereka korban kekerasan seksual ini pun harus berdasarkan suara korban, apalagi dalam kondisi kritis seperti bencana ini.

Baca Juga: Presiden Jokowi Pastikan Logistik untuk Pengungsi Bencana NTT Tercukupi

Penanganan seperti trauma healing untuk mengobati trauma yang mereka alami pun harus secara maksimal dilakukan.

"Seperti kita ketahui daya ingat anak begitu kuat tentu sangat besar dampak yang dialaminya karena ia begitu ingat bagaimana peristiwa tersebut menimpanya. Sehingga pengobatan seperti trauma healing harus secara maksimal dilakukan," ungkap Ai Maryati saat diwawancarai pada Kamis, (8/4/2021). 

Banyak Pernikahan Anak di Lokasi Pengungsian

Fakta lain yang tak kalah mengejutkan selain kekerasan seksual ialah pernikahan anak yang banyak terjadi di lokasi pengungsian ataupun situasi bencana seperti ini.

Sumber: Wawancara
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini