Sering Menyenangkan Orang Lain? Ini 4 Dampak Buruk Menjadi Seorang People Pleaser

Shenny Fierdha - Kamis, 8 April 2021
Ilustrasi people pleaser
Ilustrasi people pleaser Photo by Alexander Suhorucov from Pexels

Tidak Bisa Kembangkan Potensi Diri

Dampak people pleaser yang satu ini sebenarnya masih terkait dengan penjelasan poin sebelumnya.

Karena hampir semua waktu yang dimilikinya digunakan untuk menyenangkan orang lain, people pleaser jadi tidak punya waktu untuk dirinya sendiri.

Waktu untuk diri sendiri tersebut tidak hanya untuk istirahat tapi juga untuk melakukan hobi maupun pekerjaan penting.

Misalnya, people pleaser tersebut punya hobi melukis namun hobi ini jadi sulit dilakoni karena people pleaser itu lebih sering memakai waktunya untuk menyenangkan orang lain.

Akibatnya, hobi melukisnya jadi tidak terasah.

Padahal, jika kemampuan melukis itu terus dikembangkan, people pleaser tersebut bisa saja berkarier sebagai pelukis di masa depan.

Baca Juga: Selalu Ingin Menyenangkan Orang Lain, Begini 5 Ciri People Pleaser

Merasa Inferior

Singkatnya, inferior berarti merasa diri lebih rendah kualitasnya dibandingkan orang lain.

Karena tidak mengenali jati dirinya sendiri dan tidak dapat mengembangkan potensi dirinya, people pleaser jadi tidak mengetahui kualitas yang sebetulnya dia miliki.

Akibatnya, dia dapat sering merasa bahwa dirinya tidak sebagus atau sepintar orang lain, merasa dirinya lebih rendah dari orang lain, padahal belum tentu demikian.

Tak jarang pula people pleaser jadi terlalu sering mengkritik dirinya sendiri karena perasaan inferior tersebut.

Bukan hanya tak menyenangkan, perasaan inferior yang dibarengi dengan kritik berlebih terhadap diri sendiri itu dapat mengakibatkan stres dan gangguan psikologis jika berlanjut.

Semoga artikel ini membantu Kawan Puan memahami lebih lanjut soal dampak buruk dari bersikap sebagai seorang people pleaser, ya.(*)

Sumber: Kompas.com,psychologytoday.com,anchortherapy.org,educba.com
Penulis:
Editor: Tentry Yudvi Dian Utami