TNI AL Kerahkan 6 Kapal Perang untuk Tangani Situasi Pascabencana NTT

Shenny Fierdha - Kamis, 8 April 2021
Warga selamat mengungsikan diri dari rumahnya setelah banjir bandang dan tanah longsor menerjang NTT pada Minggu (4/4/2021)
Warga selamat mengungsikan diri dari rumahnya setelah banjir bandang dan tanah longsor menerjang NTT pada Minggu (4/4/2021)

Parapuan.co - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) mengerahkan enam kapal perang untuk membantu menangani situasi pascabencana di Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (7/4/2021).

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo dalam konferensi pers virtual mengenai penanganan pascabanjir bandang dan tanah longsor NTT, Rabu.

Diwartakan Kontan.co.id, Doni mengatakan bahwa keenam kapal perang tersebut adalah KRI Oswald Siahaan, KRI Ahmad Yani, dan KRI Semarang.

Baca Juga: Dari Bibit Siklon Sampai Korban Berjatuhan, Ini Sederet Fakta Banjir Bandang NTT

KRI Teluk Amboina, KRI Tanjung Kambani, dan KRI Escolar juga turut diterjunkan ke lokasi bencana.

Rincinya, KRI Oswald Siahaan dan KRI Ahmad Yani akan membawa logistik dan perlengkapan penting untuk membantu proses evakuasi jenazah dan korban selamat.

Sementara, KRI Semarang akan difungsikan sebagai rumah sakit lapangan.

Adapun ketiga kapal lainnya bertugas untuk mendukung proses evakuasi dan pengiriman logistik.

Selain mengerahkan enam kapal perang, TNI AL juga menerjunkan satu kapal Sea Rider sebagai sarana transportasi dari Kecamatan Larantuka ke Pulau Adonara.

Kedua daerah tersebut sama-sama terletak di Kabupaten Flores Timur.

Di samping TNI, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) juga ikut memberikan bantuan dalam menangani situasi pascabanjir bandang dan tanah longsor NTT.

Baca Juga: Kondisi Korban Banjir NTT: Hanya Pakai Pakaian di Badan, Makanan Juga Belum Ada

"Polri telah menggelar dapur lapangan di sejumlah tempat dan tim medis yang membantu tim medis daerah untuk merawat pasien. Membuka dapur lapangan bersama Kementerian Sosial dan Tagana (Taruna Siaga Bencana)," ungkap Doni, Rabu, seperti dikutip dari Kontan.co.id.

Selain mendirikan dapur lapangan, sambung Doni, Polri juga mengerahkan tim Search and Rescue (SAR) serta tim anjing pelacak K9 untuk membantu mencari warga hilang.

"Ada 61 warga yang belum ditemukan. Sebagian besar (berada) di tempat yang sulit dengan bebatuan besar, (sehingga) membutuhkan tim satwa dan alat berat," ujar Doni.

Sementara, Tribunnews.com memberitakan bahwa TNI juga telah mengerahkan pesawat angkut berat Hercules C-130 dan helikopter ke wilayah terdampak banjir bandang dan tanah longsor NTT.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pada Selasa mengungkapkan bahwa kedua pesawat bertujuan untuk mengangkut barang bantuan dan pasukan TNI untuk membantu evakuasi.

Pasukan TNI tersebut berasal dari Batalyon Zeni dari Kodam IX/Udayana Bali dan Kodam XIV/Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Tanah Kelahirannya Terkena Bencana, Marion Jola Minta Doa untuk Banjir NTT

"Dikerahkan Batalyon Zeni TNI menuju ke lokasi bencana untuk membantu membersihkan daerah terdampak sekaligus melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi," terang Hadi.

Banjir bandang dan longsor menerjang Kecamatan Adonara Timur, Kecamatan Ile Boleng, dan Kecamatan Wotan Ulumado yang ketiganya terletak di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Minggu (4/4/2021).

Melansir Kompas.com, akibat bencana ini, 138 warga tewas dan 61 warga lainnya hilang. (*)