Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar Ingin Punya Anak Kembar, Kenali Risiko Kehamilannya

Ragillita Desyaningrum - Selasa, 23 Maret 2021
Setelah lamaran, Aurel dan Atta mempersiapkan diri untuk program kehamilan anak kembar.
Setelah lamaran, Aurel dan Atta mempersiapkan diri untuk program kehamilan anak kembar. instagram.com/aurelie.hermansyah

Parapuan.co – Pasangan selebriti Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar telah resmi bertunangan dan akan menggelar pernikahan pada 3 April 2021 mendatang.

Namun, di tengah kesibukan menyiapkan pernikahan, keduanya terlihat mendatangi dokter kandungan untuk melakukan konsultasi.

Pasalnya, Aurel dan Atta mengungkapkan mereka ingin punya anak kembar. Sehingga mereka ke dokter untuk konsultasi dan mengenali risiko kehamilannya seperti apa.

Baca Juga: Tengah Hamil Besar, Ray Mbayang Kabarkan Dinda Hauw Positif Covid-19

Tidak hanya itu, konsultasi tersebut berkaitan dengan keinginan pasangan selebritas ini untuk mengikuti program kehamilan anak kembar.

"Jadi hari ini aku mau ke dokter kandungan, jangan salah paham ya guys. Bukan berarti dia (Aurel) udah hamil. Bukan, cuma kita mau program anak kembar.

Jadi kita mau tanya dulu program anak kembar itu seperti apa," ujar Atta yang dikutip dari Grid.ID dalam saluran Youtube Atta Halilintar pada Jumat (19/3/2021).

"Kata dia (Aurel), kalau kita enggak ngecek sekarang, malam pertama langsung jos, enggak jadi anak kembar. Jadi program dari sekarang," tambahnya.

Untuk itu, Aurel dan Atta diambil sampel darahnya untuk memeriksa kesuburan masing-masing. "Jadi tadi sudah cek, nanti kalau pas menstruasi dicek pas masa suburnya juga," pungkas Aurel.

Boleh jadi seperti Aurel dan Atta kelak, kebanyakan orang menganggap bahwa kehamilan anak kembar merupakan kabar yang menggembirakan.

Pasalnya, tidak semua orang mempunyai peluang yang sama besar untuk dianugerahi anak kembar. Ada beberapa faktor yang memengaruhinya.

Dari sisi medis, faktor tersebut di antaranya genetik atau riwayat keluarga, kondisi fisik seperti tinggi dan berat badan ibu, usia ibu, serta jumlah kehamilan.

Meski demikian, belum banyak orang yang menyadari risiko kehamilan kembar yang lebih tinggi dibandingkan kehamilan biasa.

Baca Juga: Duh, Anemia Rentan Dialami Perempuan, Ini 7 Makanan untuk Mencegahnya

Melansir Nakita.id, berikut adalah risiko komplikasi kehamilan anak kembar yang dapat dialami ibu dan bayi. Simak, yuk!

Diabetes gestasional

Diabetes gestasional adalah penyakit diabetes yang muncul saat kehamilan dengan ditandai kadar gula darah yang tidak stabil.

Pada kehamilan tunggal, penyakit ini memang bisa terjadi, tetaoi kemungkinan terjadinya hanya sekitar 5 persen saja.

Sedangkan pada kehamilan anak kembar, risiko terkena diabetes gestasional menjadi lebih besar dua kali lipat.

Hyperemesis gravidarum

Hyperemesis gravidarum adalah kondisi ketika ibu hamil mengalami mual dan muntah yang tidak biasa, melebihi morning sickness.

Kondisi mual dan muntah yang hebat ini akan terasa sangat mengganggu, dan jika semakin parah mungkin ibu harus dirawat di rumah sakit.

Selain itu, ibu mungkin juga bisa kehilangan berat badan sekitar lima persen karena kondisi ini.

Kelahiran prematur

Perlu diketahui bahwa rata-rata ibu hamil kembar melahirkan prematur yaitu pada minggu ke-35.

Baca Juga: Tak Cuma Dukungan Keluarga, Perhatikan Hal Ini Supaya Siap Jalani Kehamilan

Hanya 40 persen dari kehamilan kembar yang dapat berjalan hingga akhir waktu kehamilan.

Adapun kelahiran bayi kembar baru dapat diprediksi sekitar setelah 20 minggu dan sebelum 37 minggu.

Darah tinggi

Sekitar 37 persen ibu yang mengalami kehamilan kembar mengalami tekanan darah tinggi yang disebut pregnancy-induced hypertension (PIH).

Tidak main-main, angka ini bahkan lebih tinggi 3-4 kali dibandingkan kehamilan tunggal.

Kondisi ini tidak boleh diremehkan sebab dapat membahayakan ibu maupun bayi dengan risiko kelahiran prematur, gangguan pertumbuhan, serta lahir dalam keadaan meninggal.

Preeklamsia

Preeklamsia adalah kondisi ketika ibu hamil mengalami tekanan darah tinggi disertai dengan kadar protein dalam urin yang juga tinggi.

Beberapa gejala preeklamsia di antaranya adalah bengkak, sakit kepala akut, serta kenaikan berat badan yang cepat.

Satu-satunya cara untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan melahirkan janin untuk menghindari risiko ibu mengalami kejang yang membahayakan. (*)

Pertama Kali ke Jogja? Baca Rekomendasi Wisata Ini