Berduel dengan Dewa Kipas, Ini Profil Pecatur Grand Master Putri Indonesia Irene Kharisma Sukandar

Shenny Fierdha - Senin, 22 Maret 2021
Irene Sukandar
Irene Sukandar Irene Sukandar

Parapuan.co - Irene Kharisma Sukandar adalah pecatur putri Indonesia yang bergelar Grand Master atau GM.

Diberitakan Kompas.com, perempuan kelahiran Jakarta, 7 April 1992 itu akan bertanding dengan seorang pecatur kawakan lainnya, Dadang "Dewa Kipas" Subur.

Duel di antara keduanya akan berlangsung pada Senin (22/3/2021) dan akan ditayangkan melalui channel YouTube milik selebriti Deddy Corbuzier.

Baca Juga: Ini Kisah Dua Perempuan yang Lulus Program Bangkit dari Google

Nama Dadang (60) mencuat menyusul kemenangannya melawan pecatur dunia asal Amerika Levy "GothamChess" Rozman (25) di platform Chess.com baru-baru ini.

Sembari menanti adu jago antara Irene dan Dadang, mari simak profil singkat Irene berikut ini.

Asah bakat di sekolah catur dan lapak catur

Putri dari pasangan Singgih Yehezkiel dan Cici Ratna Mulya ini sudah familier dengan olahraga catur semenjak dini.

Irene kecil sering melihat ayahnya mengajari sang kakak, Kaisar Jenius Hakiki, bermain catur.

Tertarik, Irene pun mulai berlatih catur di Sekolah Catur Utut Adianto di Bekasi, Jawa Barat, pada tahun 1999.

Berkat latihan rutin tiga hingga empat jam sehari, Senin sampai Jumat mengasah bakatnya, Irene meraih juara pertama kali saat masih kelas empat SD.

Sayang Kompas.com tidak menyebutkan nama kejuaraan yang Irene menangkan saat masih berseragam merah putih tersebut.

Baca Juga: Beyoncé Cetak Sejarah Jadi Ratu Musik Dunia Sekaligus Ratu Grammy

Demi memperkaya pengalamannya, sang ayah kerap mengajak Irene untuk bermain di lapak-lapak catur sekitar Kebayoran Lama, Jakarta.

Kebiasaan ini sudah dilakukan sejak Irene masih berusia delapan tahun.

Terkadang ayahnya mengundang pecatur lapak untuk bermain di rumah keluarga Irene yang dulu sempat tinggal di Kebayoran Lama.

Seperti halnya di sekolah catur, dia bisa bermain dengan pecatur lapak sekitar empat jam sehari.

Agar para pecatur lapak serius bermain dengan Irene, sang ayah memberikan sejumlah uang kepada mereka jika berhasil mengalahkan putrinya.

Pengalaman Irene melawan para pecatur lapak membuatnya lebih memahami cara bermain dan karakter pemain yang lebih dewasa.

Raih prestasi dalam dan luar negeri

Kemenangannya bercatur terus bertambah seiring meningkatnya jam terbang Irene melintasi papan catur.

Beragam prestasi berhasil disabetnya, baik dari kompetisi dalam maupun luar negeri.

Beberapa di antaranya adalah Juara 3 Kelompok Umur 10 Tahun Kejuaraan Catur ASEAN di Singapura (2002) dan The Best Woman Player di Malaysia Open (2008).

Baca Juga: Raih Grammy Awards Tiga Kali, Ini Sederet Pencapaian Taylor Swift Sepanjang Karier Musiknya

Dia juga mendapatkan medali perunggu pada 26th SEA Games di Indonesia (2011) dan Juara 1 Australian Women's Masters di Australia (2014).

Prestasinya yang mengharumkan nama bangsa membuatnya dianugerahi sejumlah penghargaan.

Salah satunya adalah Parama Krida Pratama dari presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2005.

Sabet gelar catur bergengsi

Kiprahnya dalam adu bidak membuat Irene mendapatkan gelar-gelar catur bergengsi.

Sebut saja gelar Woman Grandmaster (WGM) dari federasi catur dunia Fédération Internationale des Échecs (FIDE) pada 2008.

Rasa bangganya semakin tumbuh ketika dia berhasil menyabet gelar prestisius lainnya beberapa tahun kemudian.

Pada 2014, dia meraih gelar International Master (IM) setelah sukses mencapai rating Elo sebesar 2.400 poin dalam catur.

Baca Juga: Perjalanan 30 Tahun Jurnalis Senior Desi Anwar di Media Tanah Air

Situs Chess.com menjelaskan bahwa sistem rating Elo adalah sistem untuk mengukur kekuatan dan keterampilan pecatur baik laki-laki maupun perempuan.

Menurut situs Regencychess.co.uk, sebagai gambaran, pecatur baru bisa mendapat gelar Senior Master, International Master, dan Grand Master jika mencapai rating 2.400 sampai 2.600.

Wah, jadi tak sabar melihat aksi Irene melawan Dewa Kipas, ya, Kawan Puan!

(*)

Sumber: Kompas.com,kompas.id,chess.com,regencychess.co.uk
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania