Tak Hanya Anak Zaskia Mecca, Komedian Rony Dozer Juga Sudah 5 Tahun Derita Selulitis Sampai Kehilangan Pekerjaan

Maharani Kusuma Daruwati - Sabtu, 6 Maret 2021
Sosok Rony dozer
Sosok Rony dozer Tribunnews.com/Arie Puji Waluyo

Parapuan.co  - Salah seorang putra Zaskia Adya Mecca, Bhai Kaba Bramantyo, tengah jatuh sakit.

Anak keempat Hanung Baramantyo itu mendadak mengalami sakit di kaki hingga membuatnya sempat demam.

Tak main-main, penyakit ini ternyata cukup berbahaya jika tak segera ditangani.

Baca Juga: Baru Saja Rayakan Ulang Tahun Ke-5, Zaskia Mecca Mendadak Bersedih Putranya Alami Penyakit Berbahaya: 'Untung Langsung ke Dokter'

"Untung langsung ke dokter (emoji) Aba sepertinya SELULITIS intinya ada bakteri di bawah kulit sehingga terjadi peradangan (browsing untuk lengkapnya) dan ini bahaya kalo ga segera ditangani dengan antibiotik.. kenapa Aba kena? Aba anak alergi tinggi dan sering gatal, kulit dia garukin sampai luka jadi mungkin bakteri masuk lewat luka tsb..

"Ini ruam, panas juga keras di pergelangan kaki tapi di pangkal paha bengkak meradang (yang tadi pagi kesakitan bangun tidur ga bisa digerakin) dicolek aja sakit apalagi dibawa jalan (emoji) sekarang minum antibiotik buat 5 hari kedepan," jelas Zaskia Mecca di Instagramnya, Kamis (4/3/2021).

Kondisi Bhai Kaba Bramantyo, putra Zaskia Mecca
Kondisi Bhai Kaba Bramantyo, putra Zaskia Mecca Instagram/zaskiadyamecca

Penyakit ini kabarnya memang cukup berbahaya jika tak segera ditangani.

Tak hanya anak Zaskia Mecca, ternyata komedian senior Rony Dozer juga pernah mengalami hal serupa.

Bahkan Rony mengaku dirinya sudah menderita penyakit tersebut selama 5 tahun.

Lelaki 45 tahun ini didiagnosis terkena penyakit selulitis.

Karenanya, ia sudah cukup lama vakum dari dunia hiburan Tanah Air.

Menderita selulitis, komedian Extravaganza ini mengalami kaki bengkak.

"Terjadinya itu 2014, yang tadinya kaki kanan enggak bengkak tiba-tiba bengkak terus memerah, terus meriang 39, bedrest, opname masuk RS. Menurut dokter, ini peradangan," kata Rony di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Rabu (22/1/2020), seperti dikutip dari Kompas.com.

Rony mengatakan, gejala awal yang dirasakan mulai dari kaki kanan yang bengkak, kemudian meriang.

Selain itu, kaki Rony bahkan sempat mengalami luka bakar yang cukup parah.

"Bahkan ada luka bakar itu yang agak parah, sama lagi kata dokter selulitis," kata Rony.

Baca Juga: Kelola Emosi Anak Sedini Mungkin dengan 5 Metode Ini, Yuk Simak

Akibat penyakit yang dideritanya, Rony sampai kehilangan banyak pekerjaan.

“Wah, iya dari 2014 aja sampai 2019 kemarin. Jadi gini, walaupun ada tapi dalam sebulan itu ada satu job aja, sudah bersyukur. Puji Tuhan gitu,” ucap Rony Dozer saat dijumpai di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Rabu (22/1/2020).

Dilansir HealthLine, selulitis adalah infeksi bakteri umum yang berkembang di lapisan kulit.

Ini dapat menyebabkan nyeri, panas saat disentuh, dan bengkak merah di tubuh Anda.

Ini paling umum di kaki bagian bawah, tetapi bisa berkembang di mana saja.

Selulitis paling sering disebabkan oleh salah satu dari dua jenis bakteri: Staphylococcus dan Streptococcus.

Keduanya diobati dengan antibiotik, dan pengobatannya biasanya sangat berhasil.

Selulitis umumnya dapat memengaruhi kulit kaki bagian bawah.

Namun, tak menutup kemungkinan infeksi muncul di area lain tubuh, termasuk wajah.

Baca Juga: Doyan Produk Lokal, Zaskia Mecca Ungkap Alasan Tak Hobi Koleksi Barang Branded Mahal

Selulitis biasanya memengaruhi permukaan kulit, tetapi ada juga yang berpengaruh ke jaringan di bawah kulit.

Selain itu, infeksi dapat menyebar ke kelenjar getah bening dan aliran darah.

Jika selulitis tak ditangani dengan serius, dapat mengancam jiwa.

Mengutip dari Kompas.com, perawatan selulitis melibatkan penggunaan antibiotik oral selama 5 sampai 14 hari.

Dokter mungkin akan meresepkan penghilang rasa sakit. Anda juga dianjurkan untuk beristirahat hingga gejala membaik.

Selulitis akan hilang dalam 7 sampai 10 hari setelah Anda minum antibiotik.

Namun, jika kondisi infeksi selulitis parah, pasien memerlukan perawatan yang lebih lama.

Infeksi yang bertambah parah bisa disebabkan oleh kondisi kronis atau sistem kekebalan yang melemah.

Jika gejala sudah membaik, antibiotik yang diresepkan tetap harus dihabiskan. Ini untuk memastikan semua bakteri hilang.

(*)