Parapuan.co - Istilah digital detox merujuk pada keputusan seseorang untuk mengurangi, bahkan menghentikan sementara penggunaan perangkat elektronik, terutama ponsel dan media sosial. Tren ini sudah banyak diperbincangkan di berbagai negara, termasuk Indonesia, sebagai upaya menjaga kesehatan mental di tengah derasnya arus informasi.
Setiap orang menjalani digital detox dengan cara yang berbeda. Ada yang memilih membatasi waktu layar harian, sementara sebagian lainnya benar-benar menonaktifkan akun media sosial atau mematikan gawai mereka untuk jangka waktu tertentu. Pola ini menyesuaikan kebutuhan dan kenyamanan individu, sehingga tidak ada satu metode yang dianggap paling benar.
Melansir laman medicalnewstoday, tujuan utama dari digital detox berangkat dari rasa jenuh terhadap rutinitas online yang tak jarang menyita energi dan perhatian. Platform digital dengan algoritma personalisasi membuat pengguna betah berlama-lama bermain media sosial. Inilah yang mendorong sebagian orang untuk mengambil jeda supaya tidak terjebak dalam pola penggunaan yang berlebihan.
Kekurangan dan Kelebihan Digital Detox
Banyak individu mengaku mulai mencoba digital detox setelah menyadari dampak negatif dari ponsel pintar terhadap kehidupan sehari-hari. Gangguan tidur, rasa cemas, hingga menurunnya produktivitas di sekolah maupun tempat kerja menjadi pemicu utama. Dengan berhenti sejenak dari dunia maya, mereka berharap bisa kembali fokus pada hal-hal nyata di sekitar.
Menariknya, ada pula orang yang menjalani digital detox secara tidak sengaja. Misalnya ketika ponsel hilang, baterai rusak, atau saat bepergian ke tempat tanpa akses internet. Kondisi semacam ini, meskipun tidak direncanakan, sering kali memberikan efek positif yang membuat mereka ingin melanjutkan pola tersebut secara sadar.
Manfaat yang ditawarkan dari digital detox cukup beragam. Melalui salah satu penelitian U.S. National Institutes of Health's National Library of Medicine di tahun 2025, disebutkan adanya penurunan tingkat stres, depresi, dan kecemasan pada mereka yang rutin melakukannya. Selain itu, kualitas tidur cenderung membaik karena tubuh tidak lagi terpapar cahaya layar di malam hari yang bisa mengganggu ritme biologis.
Selain meningkatkan kesehatan mental, digital detox juga disebut mampu menumbuhkan kembali kemampuan mengatur diri. Orang yang berhasil mengurangi keterikatan pada gawai merasa lebih leluasa menentukan prioritas, sehingga kepuasan hidup pun ikut meningkat. Tak sedikit pula yang melaporkan kreativitas mereka tumbuh setelah berkurang dari distraksi digital.
Namun, proses ini tidak selalu berjalan mulus. Beberapa orang justru merasakan perasaan terasing atau kehilangan kontak dengan lingkaran sosialnya. Ada pula yang secara tidak sadar mengganti penggunaan ponsel dengan aktivitas layar lain, seperti menonton televisi berlebihan. Efek semacam ini biasanya hanya berlangsung sementara hingga individu menemukan pola keseimbangan baru.
Tantangan yang Dihadapi