Istri Chris Pratt, Katherine Schwarzenegger Berbagi Pengalaman Jadi Ibu Tiri

By Arintha Widya, Rabu, 30 Juli 2025

Istri Chris Pratt berbagi pengalaman jadi ibu tiri dan ibu untuk anak-anaknya sendiri.

Parapuan.co - Di tengah maraknya percakapan seputar peran orang tua di keluarga modern, satu topik yang sering luput dari sorotan adalah pengalaman menjadi orang tua tiri—peran yang sering kali datang tanpa panduan, tetapi sarat tanggung jawab emosional.

Katherine Schwarzenegger Pratt, penulis buku terlaris The New York Times sekaligus istri aktor Chris Pratt, baru-baru ini angkat bicara tentang topik tersebut dengan kejujuran yang menyentuh hati.

Melalui wawancara terbarunya di podcast "Parenting & You with Dr. Shefali" pada 15 Juli 2025, Katherine dengan terbuka berbagi pengalamannya membangun keluarga blended—keluarga yang terdiri dari anak-anak dari hubungan sebelumnya dan anak bersama pasangan baru.

Dalam kasusnya, ia merawat Jack, anak tiri berusia 12 tahun dari pernikahan Chris Pratt dan Anna Faris, bersama ketiga anak kandungnya dengan Chris: Lyla Maria (4), Eloise Christina (3), dan Ford Fitzgerald (8 bulan).

Kisah Katherine mengingatkan bahwa membesarkan anak dalam keluarga blended memiliki tantangan tersendiri—bukan hanya soal membagi waktu dan perhatian, tetapi juga memahami posisi yang tidak selalu jelas dalam struktur keluarga.

Menyewa Pelatih Stepparenting Sejak Awal Pertunangan

Satu hal yang menarik dari pengakuan Katherine adalah keputusannya untuk menyewa pelatih stepparenting sejak awal hubungannya dengan Chris menjadi serius. Bagi sebagian orang, ini mungkin terdengar seperti langkah yang berlebihan, tapi bagi Katherine, ini adalah bentuk keseriusan dan tanggung jawab.

"Saya menyewa pelatih itu tepat saat kami bertunangan," kata Katherine seperti dikutip dari Parents. "Itu sangat membantu bagi saya, terutama dalam memahami peran saya sebagai ibu tiri."

Dengan langkah ini, Katherine membuktikan bahwa menjadi ibu tiri bukanlah peran ‘cadangan’, melainkan peran aktif yang membutuhkan empati, kesiapan emosional, dan strategi. Ia tidak ingin sekadar hadir secara fisik di kehidupan anak tirinya, tetapi juga memahami dinamika psikologis yang menyertainya.

Baca Juga: Meski Mengasuh Anak Sulit, Survei Sebut Menjadi Ibu Berikan Kebahagiaan