Geser Taylor Swift, Lucy Gou Jadi Miliarder Perempuan Termuda di Dunia

By Saras Bening Sumunar, Senin, 9 Juni 2025

Mengenal sosok Lucy Gou

Parapuan.co - Taylor Swift, penyanyi pop kenamaan berusia 35 tahun yang selama ini dikenal sebagai salah satu ikon musik global paling berpengaruh dan memperoleh seluruh kekayaannya secara mandiri, kini harus merelakan gelar prestisiusnya sebagai miliarder perempuan termuda di dunia.

Gelar tersebut kini berpindah tangan kepada sosok muda yang tengah bersinar di industri teknologi, khususnya di bidang kecerdasan buatan (AI), yakni Lucy Guo, seorang wanita berusia 30 tahun. Lucy berhasil menapaki puncak kesuksesan berkat kerja keras dan keberaniannya dalam berinovasi di sektor yang sangat kompetitif. 

Lucy Guo dikenal sebagai pribadi yang penuh dedikasi, pekerja keras, dan memiliki gaya hidup yang tidak biasa. Ia kerap terlihat menjalani aktivitas sehari-hari dengan cara berbeda dari kebanyakan orang sukses lainnya, misalnya dengan berangkat ke kantor menggunakan skateboard listrik atau dijemput langsung oleh asistennya.

Mengutip dari laman Kompas.comnilai kekayaan bersih Lucy Guo telah mencapai angka fantastis, yakni 1,3 miliar dolar AS atau jika dikonversikan setara dengan kurang lebih Rp 21 triliun.

Perjalanan Karier dan Pencapaian Lucy Guo

Lucy Guo secara resmi menyandang status miliarder pada bulan April 2025, menyusul lonjakan valuasi perusahaan diriannya, yaitu Scale AI, yang kala itu mencapai nilai 25 miliar dolar AS atau setara sekitar Rp 407,9 triliun.

Scale AI sendiri merupakan perusahaan teknologi yang didirikannya bersama rekannya, Alexandr Wang, pada tahun 2016. Pada saat mendirikan perusahaan tersebut, Guo masih berusia 21 tahun, sedangkan Wang berusia 19 tahun.

Peningkatan valuasi perusahaan ini berdasarkan pada adanya penawaran tender yang dijadwalkan selesai pada awal Juni, seperti diberitakan oleh The New York Post.

Lucy merupakan putri dari imigran asal Tiongkok dan menghabiskan masa kecil serta remajanya di kawasan San Francisco Bay Area. Di sana, ia mulai menunjukkan ketertarikan serius terhadap dunia pemrograman komputer sejak usia dini.

Baca Juga: 3 Langkah Cerdas yang Bisa Dilakukan 30 Hari Pertama Setelah Kena PHK

Ketertarikan ini kemudian membawanya melangkah lebih jauh ke dunia teknologi, hingga ia memutuskan untuk keluar dari Carnegie Mellon University setelah berhasil mendapatkan beasiswa kewirausahaan sebesar 100.000 dolar AS dari miliarder Peter Thiel.

Langkah berani yang diambil Lucy Gou menjadi titik balik dalam perjalanan kariernya. Pada tahun 2015, Guo bergabung dengan platform tanya jawab online Quora, dan di sanalah ia pertama kali bertemu dengan Alexandr Wang, yang kelak menjadi mitra bisnisnya di Scale AI.

Selain itu, Lucy Guo juga sempat bekerja di perusahaan teknologi populer Snapchat, dan mencatatkan namanya sebagai desainer wanita pertama yang pernah bekerja di perusahaan tersebut.

Dalam kiprahnya di Scale AI, Lucy memegang tanggung jawab besar dalam mengelola tim desain operasional dan produksi. Seiring waktu, ia akhirnya memilih untuk mundur dari perusahaan tersebut karena adanya perbedaan visi dengan Wang terkait arah masa depan perusahaan.

Tidak Lagi Aktif

Walaupun saat ini Lucy Guo tidak lagi berperan aktif dalam kegiatan operasional Scale AI, ia tetap menjadi bagian penting dari perusahaan tersebut berkat kepemilikan hampir 5 persen saham, yang kini memiliki nilai estimasi sekitar 1,2 miliar dolar AS.

Perusahaan Scale AI sendiri memiliki peran krusial dalam dunia teknologi, khususnya sebagai penyedia layanan pelabelan data berkualitas tinggi yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan besar seperti OpenAI dan Alphabet dalam mengembangkan dan melatih sistem chatbot berbasis AI.

Tak hanya aktif di Scale AI, Lucy juga membuktikan kemampuannya sebagai investor dan pendiri startup dengan membentuk perusahaan modal ventura kecil bernama Backend Capital, serta meluncurkan startup baru bernama Passes.

Baca Juga: Sosok Sri Sumiarsih Srimulat, Komedian yang Berkarya hingga Akhir Hayat

Kedua inisiatif ini menunjukkan bahwa semangat inovatif dan kewirausahaannya terus berkembang meskipun ia sudah mencapai tonggak finansial yang luar biasa.

Dalam aspek gaya hidup, Lucy Guo menjalani kehidupan yang sangat glamor. Ia tinggal di apartemen mewah di Miami dan memiliki rumah pribadi di Los Angeles.

Melalui sebuah wawancara bersama NY Post, ia secara jujur mengungkapkan bahwa dirinya sama sekali tidak pernah memasak sendiri. Lucy lebih memilih untuk memesan makanan setiap hari melalui layanan Uber Eats.

Ia pun menyadari bahwa citra dirinya di dunia maya bisa jadi membuat sebagian orang tidak menyukainya. Menurut pengakuannya sendiri, jika ia melihat dirinya hanya dari perspektif media sosial, mungkin ia pun tidak akan menyukai sosoknya.

"Banyak orang mungkin tidak menyukai saya karena saya terkesan menyebalkan di dunia maya. Bahkan, saya sendiri mungkin tidak akan menyukai diri saya jika melihat dari sudut pandang media sosial," tuturnya pada tahun 2022.

Walaupun kini Taylor Swift telah kehilangan gelar sebagai miliarder perempuan termuda yang meraih kekayaan secara mandiri, bukan berarti pencapaian finansialnya menurun. Swift tetap diakui sebagai musisi perempuan terkaya di dunia.

Berdasarkan laporan Forbes, kekayaan bersih Swift kini mencapai angka sekitar 1,6 miliar dolar AS atau setara Rp 26 triliun. Kekayaan ini sebagian besar berasal dari keberhasilan tur konser internasional bertajuk Eras Tour, yang menjadi tonggak penting dalam kariernya dan membuatnya resmi menjadi miliarder pada bulan Oktober 2023.

Di sisi lain, daftar Forbes juga mencatat posisi tertinggi dalam kategori wanita terkaya ditempati oleh Diane Hendricks, pemilik perusahaan ABC Supply, yang merupakan distributor atap dan jendela terbesar di Amerika Serikat.

Kekayaan Diane Hendricks dilaporkan mencapai 22,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp 363,75 triliun. Dalam peringkat Forbes tersebut, Taylor Swift menduduki posisi ke-21, sedangkan Lucy Guo berada di urutan ke-26.

Baca Juga: Profil Yulia Evina Bhara, Produser Film Indonesia yang Bersinar di Panggung Internasional

(*)