Urgensi Operasi Sesar Menurut WHO, Sudahkah Sesuai Kebutuhan Medis Ibu dan Bayi?

By Arintha Widya, Selasa, 13 Mei 2025

Rekomendasi WHO untuk persalinan sesar dan normal.

Parapuan.co - Persalinan melalui operasi sesar terus mengalami peningkatan secara global. Menurut penelitian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2021, lebih dari satu dari lima kelahiran saat ini dilakukan dengan prosedur sesar, yaitu mencapai 21%.

Angka ini bahkan diperkirakan akan meningkat menjadi 29% pada tahun 2030. Meskipun operasi sesar bisa menyelamatkan nyawa ibu dan bayi, praktik yang tidak didasarkan pada alasan medis dapat menimbulkan risiko yang tak perlu.

Dr. Ian Askew, Direktur Departemen Kesehatan Seksual dan Reproduksi WHO, menyatakan bahwa operasi sesar sangat penting dalam kondisi darurat medis. "Operasi caesar sangat penting untuk menyelamatkan nyawa dalam situasi di mana persalinan per vaginam dapat menimbulkan risiko," ujarnya.

Namun, ia juga menegaskan bahwa tidak semua operasi sesar yang dilakukan saat ini berdasarkan kebutuhan medis. Prosedur yang tidak perlu dapat merugikan perempuan dan bayi mereka, baik secara jangka pendek maupun jangka panjang.

Operasi sesar sangat berguna dalam situasi seperti persalinan yang terhambat, bayi dalam posisi abnormal, atau adanya stres janin. Namun, seperti semua tindakan bedah, prosedur ini memiliki potensi risiko. Risiko tersebut meliputi pendarahan hebat, infeksi, waktu pemulihan yang lebih lama, serta kemungkinan komplikasi pada kehamilan berikutnya.

Selain itu, prosedur ini juga dapat menyebabkan keterlambatan dalam membangun ikatan antara ibu dan bayi melalui inisiasi menyusu dini dan kontak kulit ke kulit. Meskipun tingkat penggunaan sesar meningkat secara global, distribusinya tidak merata.

Di negara-negara dengan pembangunan rendah, hanya sekitar 8% kelahiran dilakukan melalui sesar, bahkan hanya 5% di Afrika Sub-Sahara. Sebaliknya, di wilayah seperti Amerika Latin dan Karibia, angkanya mencapai 43%, dan di beberapa negara, operasi sesar kini lebih sering dilakukan daripada persalinan normal. Hal ini mencerminkan ketimpangan yang mengkhawatirkan dalam akses terhadap prosedur penyelamat jiwa ini.

Data menunjukkan bahwa sejak 1990, angka operasi sesar global naik dari 7% menjadi 21%, dan diproyeksikan terus meningkat. Jika tren ini berlanjut, wilayah-wilayah seperti Asia Timur (63%), Amerika Latin dan Karibia (54%), Asia Barat (50%), Afrika Utara (48%), Eropa Selatan (47%), serta Australia dan Selandia Baru (45%) akan mencatat tingkat sesar tertinggi pada 2030. Ini mengindikasikan perlunya strategi global yang seimbang, antara akses yang cukup dan penggunaan yang bijak terhadap prosedur ini.

Penyebab melonjaknya angka sesar berbeda-beda di setiap negara. WHO mengidentifikasi berbagai faktor, mulai dari kebijakan sektor kesehatan, norma budaya, praktik tenaga medis, hingga persepsi masyarakat tentang rasa sakit dan kenyamanan. Tak hanya itu, insentif finansial dan kualitas pelayanan juga turut memengaruhi keputusan dalam memilih metode persalinan. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan multidimensi dibutuhkan untuk menekan angka sesar yang tidak perlu.

Baca Juga: 3 Hal yang Perlu Dipersiapkan Perempuan Jelang Proses Persalinan