Parapuan.co - Presiden Prabowo Subianto secara resmi melakukan reshuffle Kabinet Merah Putih pada sejumlah kementerian. Pada perombakan ini, ada lima menteri yang terkena reshuffle, termasuk Menteri Keuangan, Sri Mulyani.
Menteri Sekretaris Negara Hadi Prasetyo mengumumkan, keputusan tersebut diambil setelah melalui berbagai pertimbangan, masukan, dan evaluasi kinerja yang dilakukan presiden secara berkesinambungan.
Berbicara tentang reshuffle menteri di Kabinet Merat Putih, tentu banyak yang penasaran dengan sosok Sri Mulyani. Bagaimana tidak, Sri Mulyani menjabat sebagai Menteri Keuangan sebanyak empat kali.
Bukan itu saja, nama Sri Mulyani bahkan begitu populer di kancah internasional. Berikut PARAPUAN merangkum sederet prestasi Sri Mulyani sebagaimana dikutip dari laman Kompas.
Prestasi dan Penghargaan Sri Mulyani di Kancah Internasional
Sebelumnya, Sri Mulyani mengambil studi strata satu di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI). Pada tahun 1986, ia meraih gelar sarjana ekonomi dan sempat aktif sebagai asisten pengajar di kampus tersebut.
Perjalanannya ke dunia akademik berlanjut hingga ke luar negeri. Pada 1988, ia menempuh pendidikan pascasarjana di University of Illinois at Urbana-Champaign, Amerika Serikat. Di kampus inilah, ia meraih gelar Master of Science pada 1990, dan dua tahun kemudian berhasil menuntaskan program doktoral.
Kariernya merambah panggung global pada 2001. Sri Mulyani sempat menjadi konsultan untuk US Agency for International Development (USAID) dan mengajar sebagai profesor di Andrew Young School of Policy Studies, Georgia State University.
Tak lama berselang, ia dipercaya menduduki kursi Direktur Eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) mewakili 12 negara ASEAN. Posisi prestisius itu membuat namanya semakin diperhitungkan di dunia ekonomi internasional. Sekembali ke Indonesia, Sri Mulyani kembali aktif di Universitas Indonesia, termasuk menjabat Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) UI.
Baca Juga: Ditanya Mundur dari Kemenkeu, Sri Mulyani Jawab dengan Senyuman
Nama Sri Mulyani makin melesat ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajaknya bergabung dalam kabinet. Pada 22 Oktober 2004, ia ditunjuk sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas.
Namun, hanya dua bulan berselang, ia dipercaya memimpin Kementerian Keuangan menggantikan Jusuf Anwar. Selama masa jabatannya, ia dikenal piawai menjaga stabilitas makroekonomi, menurunkan biaya pinjaman, mengelola utang, serta meningkatkan kepercayaan investor asing.
Reputasi itulah yang kemudian membawanya ke kursi Direktur Pelaksana Bank Dunia pada 1 Juni 2010, jabatan yang diembannya hingga enam tahun berikutnya. Pada 2016, Presiden Joko Widodo kembali memanggil Sri Mulyani pulang untuk mengisi kursi Menteri Keuangan dalam Kabinet Kerja. Kepercayaan itu berlanjut di periode keduanya pada 2019.
Rekam jejak Sri Mulyani tidak hanya diakui di dalam negeri, tetapi juga mendapat apresiasi luas dari dunia internasional. Pada 2006, ketika menjabat Menteri Keuangan di Kabinet Indonesia Bersatu (2005—2009), ia dinobatkan sebagai The Best Finance Minister in Asia oleh Emerging Market Forum.
Pada tahun yang sama, majalah keuangan bergengsi Euromoney menobatkannya sebagai The Finance Minister of the Year in the World. Namanya juga berkali-kali masuk jajaran tokoh berpengaruh dunia.
Majalah Forbes menempatkan Sri Mulyani sebagai salah satu dari 100 perempuan paling berpengaruh di dunia pada 2008 dan 2009. Penghargaan itu menegaskan besarnya peran dan pengaruhnya dalam kebijakan makroekonomi internasional.
Prestasinya terus berlanjut karena pada 2018, Sri Mulyani kembali menuai pengakuan global dengan dua penghargaan bergengsi sekaligus. Ia meraih gelar Best Minister in the World di ajang World Government Summit di Dubai.
Lalu pada Oktober, majalah Global Markets menobatkannya sebagai Finance Minister of the Year 2018. Kedua penghargaan ini ia raih ketika menjabat Menteri Keuangan di Kabinet Kerja (2014—2019).
Baca Juga: Prabowo Bentuk Badan Intelijen Keuangan Dikepalai Sri Mulyani, Apa Fungsinya?
(*)