Merujuk dari laman LSE, salah penyebab rentannya perceraian pada pasangan muda adalah ketidaksiapan psikologis dan emosional. Pada usia yang relatif muda, proses pembentukan identitas diri masih berlangsung.
Seseorang mungkin belum sepenuhnya mengenal dirinya sendiri, apalagi pasangannya. Perbedaan cara pandang, kebiasaan, hingga nilai hidup dapat memicu pertengkaran berulang. Jika tidak dibarengi kemampuan menyelesaikan konflik, masalah kecil bisa menjadi bom waktu dalam rumah tangga.
2. Kemunculan Orang dari Masa Lalu
Menariknya, di era digital saat ini, masalah pernikahan muda semakin kompleks karena kemunculan kembali orang-orang dari masa lalu, seperti mantan pacar. Media sosial memudahkan interaksi kembali dengan orang lama, yang kadang memunculkan rasa nostalgia.
Dalam kondisi rumah tangga yang sedang goyah, bayang-bayang masa lalu bisa menjadi godaan besar. Bukan berarti kehadiran mantan selalu menjadi penyebab utama perceraian, tetapi ketidakmampuan pasangan membangun batasan sehat dapat memicu konflik kepercayaan.
3. Ekspektasi yang Tidak Realistis
Lebih jauh lagi, ekspektasi yang tidak realistis juga menjadi faktor penting. Banyak pasangan muda yang mengira pernikahan akan selalu bahagia seperti awal pacaran.
Saat kenyataan tidak sesuai harapan, muncul kekecewaan mendalam. Apalagi jika salah satu pihak membandingkan pasangannya dengan mantan atau hubungan orang lain yang terlihat sempurna di media sosial, rasa puas terhadap pernikahan pun bisa menurun.
Baca Juga: Go Hye Sun Minta Publik Stop Bahas Perceraiannya, Sebut Sudah Alami Luka Kedua