Michelle Yeoh Sebut Karakter Lady Yin di Ne Zha 2 Wujud Sosok Ibu, Istri, dan Pejuang

Arintha Widya - Sabtu, 23 Agustus 2025
Kata Michelle Yeoh soal karakter ibu di Ne Zha 2 yang diisi suaranya.
Kata Michelle Yeoh soal karakter ibu di Ne Zha 2 yang diisi suaranya. Kolase Instagram michelleyeoh_official

Parapuan.co - Film animasi fenomenal asal Tiongkok, Ne Zha 2, kembali mencetak sejarah setelah meraih pendapatan global lebih dari 2 miliar Dolar atau setara kurang lebih Rp32,6 triliun. Kini, versi bahasa Inggris yang dirilis oleh A24 resmi tayang di bioskop Amerika Utara, dengan jajaran pengisi suara yang dipimpin oleh aktris pemenang Oscar, Michelle Yeoh.

Film ini menceritakan tentang Ne Zha, seorang anak pemberontak yang ditakuti para dewa dan lahir dari orang tua manusia dengan kekuatan liar yang sulit dikendalikan. Saat sebuah kekuatan kuno mengancam untuk memusnahkan umat manusia, Ne Zha harus tumbuh menjadi pahlawan yang dunia butuhkan.

Michelle Yeoh dipercaya mengisi suara Lady Yin, ibu Ne Zha. Bagi Yeoh, keputusan ini sangat personal karena ia tumbuh dengan kisah mitologi Tiongkok.

"Saya sangat mengenal karakter ini. Saya tumbuh dengan mitologi dan tokoh-tokoh seperti Kera Sakti dan Ne Zha. Imajinasi saya tentang Ne Zha dengan roda api dan tombaknya begitu hidup. Dia penuh semangat dan berani," katanya seperti mengutip Variety.

Lady Yin: Sosok Ibu yang Melindungi Apapun yang Terjadi

Michelle Yeoh mengaku langsung menerima tawaran mengisi suara Lady Yin, karena peran seorang ibu selalu punya tempat spesial baginya. Namun, Lady Yin bukan sekadar ibu biasa.

"Saya selalu berusaha menemukan jenis ibu yang berbeda untuk dimainkan. Lady Yin adalah seorang pejuang. Ia membela kota bersama suaminya. Sangat jelas bahwa mereka adalah pasangan penuh cinta, dan mereka kuat. Jadi ketika anak ini lahir, dia akan melindungi bayinya apa pun yang terjadi," ujar Yeoh.

Bagi Yeoh, Lady Yin adalah simbol lengkap perempuan. "Dia adalah ibu, istri, perempuan, sekaligus pejuang—sebuah paket lengkap tentang apa yang dibutuhkan untuk menjadi pribadi yang utuh," jelasnya. Lady Yin digambarkan menolak menyerah meskipun anaknya ditolak oleh seluruh desa karena dianggap tidak normal.

"Dia berkata, ‘Ini anakku. Aku akan melindunginya, dan aku akan melakukan apa pun yang bisa mengubah takdirnya, atau setidaknya membantunya mengubah takdirnya.’ Itu sangat menyentuh saya, dan saya pikir semua ibu bisa merasakannya," papar Yeoh lagi.

Baca Juga: Jadi Film Animasi Indonesia Terlaris, Ini 5 Alasan Wajib Nonton Jumbo

Animasi yang Membawa Budaya Tiongkok ke Dunia

Kehadiran Ne Zha 2 versi Inggris juga membuka pintu lebih lebar bagi penonton Barat untuk menikmati mitologi Tiongkok. Menurut Michelle Yeoh, generasi muda kini jauh lebih terbuka terhadap budaya lintas negara.

"Anak-anak hari ini bernyanyi dalam bahasa Korea, Jepang, dan Tiongkok. Itu melampaui melodi, musik, dan emosi. Jadi, memiliki film seperti ini yang memperkenalkan budaya dan mitologi berbeda sungguh luar biasa," ungkap.

Yeoh menilai film ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga jembatan budaya lintas generasi. "Cerita ini sudah ada sejak lama, tapi humor slapstick di dalamnya membuat anak-anak menyukainya. Para pembuat film berhasil menghadirkan sentuhan kontemporer yang membuat kisahnya relevan dengan masa kini. Mereka membangun jembatan antargenerasi," tambahnya.

Momen Emosional Antara Ibu dan Anak

Salah satu bagian yang paling menyentuh hati Michelle Yeoh adalah adegan emosional Lady Yin bersama Ne Zha. "Dalam sebuah adegan, dia berkata kepada putranya, ‘Kamu harus berani dan menapaki jalanmu.’ Di adegan lain, ada pelukan terakhir mereka. Saat mengisi suara, saya menangis seperti anak kecil. Emosinya harus nyata, dan sangat mudah untuk merasakannya karena dari awal Lady Yin melihat anak ini dengan penuh cinta, meski dia unik dan berbeda," ungkap Yeoh.

Popularitas Animasi Asia di Mata Dunia

Di sisi lain, Michelle Yeoh juga melihat bahwa lonjakan minat pada animasi Asia adalah tanda baik bagi industri kreatif. Ia menekankan bahwa film seperti Ne Zha 2 bukan hanya memberi hiburan, tetapi juga memperkenalkan nilai budaya yang kaya kepada penonton global.

"Indah sekali melihat film yang berbicara tentang budaya berbeda. Ini adalah sesuatu yang kami tumbuh dengannya, dan menyenangkan bagi penonton dunia untuk ikut mengintip," tuturnya.

Baca Juga: KPop Demon Hunters, Film Animasi yang Mendobrak Batas Stereotip Perempuan di Anime

(*)

Sumber: Variety
Penulis:
Editor: Arintha Widya