Cara Orang Tua Membantu Remaja Mengatasi Kecemasan tentang Masa Depan

Arintha Widya - Sabtu, 23 Agustus 2025
Membantu remaja mengatasi kecemasan akan masa depan.
Membantu remaja mengatasi kecemasan akan masa depan. Halfpoint

Parapuan.co - Masa remaja seharusnya diwarnai rasa ingin tahu, keceriaan, serta semangat belajar. Namun, realita saat ini berbeda. Banyak remaja justru dihantui kecemasan, terutama soal masa depan mereka. Di era digital, ponsel pintar yang kita genggam setiap hari membuka akses informasi tanpa batas. Namun, derasnya arus informasi dan perubahan zaman yang begitu cepat membuat remaja merasa kewalahan menghadapi tekanan baru.

Melansir Times of India, sebuah survei yang dilakukan Samsung terhadap 1.000 remaja usia 11–15 tahun di Inggris (Mei 2025) menunjukkan bahwa 64% remaja merasa cemas tentang masa depan. Bukan hanya soal ujian sekolah, tetapi pertanyaan yang lebih berat: “Seperti apa hidup saya nanti?”.

Menariknya, 81% remaja masih memiliki keinginan kuat untuk memberi dampak positif bagi dunia, meski hampir separuhnya (49%) menilai pelajaran di sekolah belum cukup mempersiapkan mereka menghadapi persoalan besar masa kini. Di tengah kecemasan itu, para ahli memberikan sejumlah saran agar orang tua bisa mendampingi remaja dengan lebih efektif. Yuk, simak!

1. Dengarkan Dulu, Baru Memberi Saran

Penelitian National Center for Health Statistics (2024) menemukan adanya jarak persepsi antara orang tua dan anak. 93% orang tua menganggap sudah memberi dukungan emosional, tetapi hanya 59% remaja yang merasakannya.

Psikolog Dr. Lisa Damour menekankan, “Remaja tidak selalu mencari solusi; mereka butuh empati dan perspektif, bukan nasihat instan.” Itu sebabnya, orang tua disarankan hadir dan mendengarkan dengan tulus. Alih-alih langsung memberikan jawaban, cobalah bertanya terbuka seperti: “Bagaimana perasaanmu soal ini?”

2. Normalisasi Kecemasan dan Tumbuhkan Harapan

Laporan ReachOut’s Navigating the Unknown (Agustus 2024) menyebut 83% remaja menganggap kecemasan soal masa depan berdampak besar pada kesehatan mental mereka. Banyak yang mengeluh sulit tidur, kehilangan motivasi, hingga kesulitan fokus.

Menormalisasi kecemasan dapat membantu mereka merasa tidak sendirian. Orang tua bisa berbagi kisah nyata tentang bagaimana tantangan dapat diatasi, sembari menumbuhkan optimisme. Dukungan emosional terbukti membuat remaja lebih berorientasi positif dan lebih kecil kemungkinan terjerumus pada perilaku berisiko.

Baca Juga: Menjaga Kesehatan Mental Remaja, Investasi untuk Masa Depan Bangsa

Sumber: Times of India
Penulis:
Editor: Arintha Widya