Parapuan.co - Mencari pekerjaan di era digital bukan sekadar mengirim CV ke ratusan lowongan lalu menunggu panggilan. Banyak perusahaan kini menggunakan Applicant Tracking System (ATS) yang otomatis menyaring lamaran bahkan sebelum dibaca oleh HR.
Maka dari itu, dibutuhkan strategi yang lebih cerdas dan proaktif agar pengalaman serta potensi kita benar-benar terlihat. Salah satu cara yang semakin populer adalah cold pitching—menghubungi perusahaan atau profesional terkait meskipun tidak ada lowongan yang dipasang. Simak caranya menurut career coach Linda Ta Yonemoto seperti mengutip The Every Girl.
1. Persiapkan Profil Diri dengan Matang
Sebelum mulai menghubungi siapa pun, pastikan "jejak digital"-mu sudah meyakinkan.
- Perbarui LinkedIn: Cantumkan pengalaman terbaru, portofolio, serta deskripsi diri yang singkat namun menarik.
- Sesuaikan CV: Jangan gunakan satu versi CV untuk semua perusahaan. Tulis ulang agar sesuai dengan kebutuhan posisi atau nilai perusahaan yang dituju.
- Tampilkan karya nyata: Jika memungkinkan, tambahkan tautan ke hasil kerja, artikel, atau proyek yang pernah kamu kerjakan.
Dengan begitu, saat seseorang melihat profilmu, kesan profesional sudah terbentuk sejak awal.
2. Riset Perusahaan dan Cari Koneksi
Alih-alih sekadar mencari tahu alamat email HR, luangkan waktu untuk memahami perusahaan:
- Apa nilai yang mereka pegang?
- Proyek apa yang sedang berjalan?
- Bagaimana budaya kerja mereka?
Gunakan informasi ini untuk menyesuaikan pesanmu. Orang akan lebih tertarik jika kamu terlihat benar-benar paham dan peduli dengan apa yang mereka lakukan.
3. Cold Pitch untuk Lowongan yang Terbuka
Baca Juga: Gagal di Masa Percobaan, Begini Strategi Menyiasati Riwayat Kerja Singkat di CV
Jika ada posisi yang sedang dibuka, jangan hanya mengirim CV lewat portal resmi. Coba juga hubungi langsung hiring manager atau pimpinan divisi terkait melalui LinkedIn atau email.
Tuliskan pesan singkat, profesional, dan to the point: sebutkan bahwa kamu sudah melamar, tunjukkan keterampilan relevan dengan kebutuhan perusahaan, lalu tawarkan untuk berdiskusi lebih lanjut. Langkah ini memberi kesan bahwa kamu serius dan proaktif.
4. Cold Pitch Saat Tidak Ada Lowongan
Inilah strategi yang sering diabaikan, padahal justru bisa membuka pintu di kemudian hari. Caranya:
- Bangun koneksi: Ikuti 15–20 profesional di bidang atau perusahaan impianmu. Jangan ragu untuk menyukai atau mengomentari postingan mereka agar nama kamu mulai dikenal.
- Ajukan pertemanan dengan sopan: Hindari langsung “jualan diri”. Mulailah dengan pesan singkat yang menunjukkan ketertarikan pada perjalanan karier atau karya mereka.
- Ajak ngobrol santai: Jika hubungan sudah terjalin, minta kesempatan untuk coffee chat virtual. Gunakan momen ini untuk belajar dari pengalaman mereka, bukan langsung meminta pekerjaan.
Setelah hubungan terbangun, barulah kamu bisa menyampaikan ketertarikan untuk bekerja sama jika ada kesempatan di masa depan.
5. Hindari Kesalahan Umum
Agar usahamu tidak sia-sia, perhatikan beberapa hal berikut:
- Jangan kirim pitch ke email umum perusahaan tanpa nama penerima.
- Hindari pesan panjang lebar—buatlah singkat, jelas, dan personal.
- Jangan terburu-buru menawarkan diri sebelum membangun hubungan.
- Pastikan LinkedIn dan CV sudah rapih sebelum menghubungi siapa pun.
Baca Juga: 5 Cara Orang Tua Bantu Anak Mencari Pekerjaan, Bukan Pakai 'Orang Dalam'
Mencari kerja bukan hanya soal melamar sebanyak mungkin, melainkan bagaimana kamu membangun hubungan, menunjukkan nilai diri, dan menjadi kandidat yang berkesan.
Cold pitching memang butuh usaha ekstra, tapi strategi ini bisa menjadi pembeda antara lamaran yang tenggelam di tumpukan CV dengan kesempatan emas yang benar-benar sampai ke meja perekrut.
(*)