Lingkungan menjadi salah satu faktor besar yang memengaruhi kesehatan mental remaja. Selain keluarga, sekolah juga berperan karena sebagian besar waktu remaja dihabiskan di sana. Dukungan sosial yang positif dapat membantu remaja mengelola emosi, sementara lingkungan yang penuh tekanan dapat memperburuk kondisi mental mereka.
Dr. Braghmandita menekankan pentingnya perhatian dari orang tua dan guru. "Harapannya, melalui seminar ini, orang tua dan sekolah bisa lebih memahami apa yang bisa dioptimalkan agar remaja berkembang dengan sehat. Karena sebenarnya, yang sampai ke dokter anak itu jumlahnya sangat sedikit. Mayoritas remaja dengan masalah mental belum terdeteksi," ujarnya.
Dampak yang Tak Bisa Disepelekan
Gangguan mental pada remaja bukan sekadar masalah sepele. Kondisi seperti kecemasan, depresi, hingga perilaku menyakiti diri dapat berlanjut ke dewasa jika tidak ditangani dengan baik. Bahkan, WHO mencatat bunuh diri menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di kalangan remaja.
Selain itu, adiksi internet, perilaku berisiko, hingga kekerasan—baik di rumah maupun sekolah—juga memberi dampak serius terhadap kesehatan mental remaja.
"Kadang, masalah yang bagi orang dewasa terlihat sepele bisa menjadi sesuatu yang sangat besar bagi remaja, hingga membuat mereka berpikir untuk bunuh diri," ungkap dr. Braghmandita.
Menuju Generasi Emas
Indonesia tengah menargetkan lahirnya generasi emas 2045. Upaya itu tak hanya bergantung pada kesehatan fisik, tetapi juga pada kondisi mental remaja saat ini.
Kesadaran untuk menjaga kesehatan mental sejak dini, memberikan dukungan emosional, serta menciptakan lingkungan yang aman dan positif akan menjadi investasi penting untuk masa depan bangsa.
Baca Juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan Mental Remaja, Mulai dengan Memberi Dukungan
(*)