Sama-Sama Bekerja, Bagaimana Menjaga Keintiman di Tengah Kesibukan?

Saras Bening Sumunar - Kamis, 14 Agustus 2025
Menjaga keintiman di tengah kesibukan masing-masing.
Menjaga keintiman di tengah kesibukan masing-masing. Freepik

Saat momen kecil ini dilakukan secara konsisten, hubungan akan terasa lebih hidup meskipun kamu dan pasangan jarang bertemu dalam durasi lama.

3. Menyelaraskan Ekspektasi dan Komunikasi

Kesibukan sering kali memunculkan salah paham, terutama jika komunikasi terputus atau hanya sebatas urusan praktis seperti keuangan dan jadwal rumah tangga. Oleh karena itu, penting untuk secara rutin membicarakan perasaan, kebutuhan, dan harapan masing-masing.

Gunakan bahasa yang hangat dan hindari nada menghakimi. Dengan komunikasi yang sehat, kesibukan tidak akan menjadi jurang pemisah, melainkan batu pijakan untuk saling memahami.

4. Menjaga Kehangatan Fisik dan Emosional

Keintiman bukan hanya soal fisik, tapi juga rasa aman secara emosional. Sentuhan sederhana seperti menggenggam tangan saat berjalan, memberikan pijatan ringan setelah seharian bekerja, atau menatap mata pasangan saat berbicara adalah bentuk keintiman yang kuat.

Sentuhan ini menjadi pengingat bahwa meskipun dunia di luar begitu sibuk, di antara kalian selalu ada ruang aman untuk pulang.

5. Mengatur Batasan antara Dunia Kerja dan Kehidupan Pribadi

Salah satu musuh terbesar keintiman adalah pekerjaan yang ikut pulang ke rumah. Jika memungkinkan, tentukan batas waktu berhenti bekerja, matikan notifikasi kantor setelah jam tertentu, dan fokus pada kebersamaan.

Saat kamu bisa membedakan kapan waktunya bekerja dan kapan waktunya bersama pasangan, hubungan akan tumbuh lebih harmonis. Menjaga keintiman di tengah kesibukan pasangan yang sama-sama bekerja bukan hal mustahil.

Kuncinya, menempatkan hubungan sebagai prioritas, memanfaatkan momen kecil, menjaga komunikasi, membangun kehangatan fisik-emosional, dan membuat batasan jelas antara kerja dan kehidupan pribadi.

Dengan kesadaran dan upaya konsisten dari kedua pihak, hubungan bukan hanya bertahan, tapi juga berkembang menjadi lebih dalam dan bermakna.

Baca Juga: Ini Faktor yang Jadi Pertimbangan Perempuan Menunda Pernikahan

(*)

Sumber: Verywell Mind
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini