Parapuan.co - Memilih nama bayi bernuansa kemerdekaan adalah cara personal untuk menautkan kelahiran dengan nilai-nilai kebangsaan seperti keberanian, persatuan, pengorbanan, dan harapan akan masa depan yang lebih baik.
Bukan itu saja, nama bayi dengan tema kemerdekaan juga menjadi pengingat tentang akar identitasnya, yakni Indonesia. Apabila Kawan Puan dan pasangan sedang menantikan kelahiran anak laki-laki, berikut rekomendasi nama untukmu!
Nama Bayi Laki-Laki Bertema Kemerdekaan
1. Agus
Agus sering dianggap bentuk ringkas dari Agustus. Nama ini langsung menghubungkan kelahiran dengan bulan kemerdekaan, pilihan yang lugas dan mudah diucapkan, sehingga cocok sebagai nama depan atau panggilan sehari-hari.
2. Merdeka
Menyiratkan kebebasan dan semangat merdeka. Cocok dipasangkan dengan nama depan yang lebih personal, misalnya Raka Merdeka, sehingga nama keluarga tetap terdengar alami namun mengandung makna nasional.
3. Garuda
Terinpirasi dari simbol negara Indonesia. Memberi nuansa gagah dan protektif, namun perlu digunakan dengan rasa hormat karena berkaitan dengan lambang negara.
Baca Juga: Memancarkan Aura Positif, Ini Inspirasi Nama Bayi Bermakna Kebahagiaan
4. Nusantara
Melambangkan persatuan wilayah kepulauan Indonesia, ideal untuk orang tua yang ingin menanamkan makna kebhinekaan dan jangkauan identitas luas.
5. Satria
Bermakna ksatria atau pejuang, merepresentasikan keberanian yang sering diasosiasikan dengan para pahlawan kemerdekaan.
6. Jayantara
Kata jaya melambangkan kemenangan. Digabung seperti Jayantara memberi kesan modern dan tetap berakar makna kemenangan atau kejayaan bangsa.
7. Dirgantara
Kata yang mengingatkan pada ruang udara dan perjuangan bangsa di sektor penerbangan. Iideal bagi keluarga dengan kecintaan pada teknologi, kemajuan, atau simbol modernitas perjuangan.
Memberi nama bayi dengan tema Hari Kemerdekaan 17 Agustus adalah pilihan penuh makna yang bukan hanya merayakan tanggal lahir, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada generasi berikutnya.
Baca Juga: Inspirasi Nama Bayi dari Budaya Pop, Dari Buku-Film ke Akta Kelahiran
(*)