Parapuan.co - Beredar video singkat seekor paus orca yang menyerang pelatihnya, Jessica Radcliffe di Pacific Blue Marine Park. Video tersebut sontak membuat warganet di seluruh dunia heboh hingga viral di TikTok.
Dalam video yang viral di TikTok ini, terlihat seorang perempuan diduga Jessica sedang memperagakan atraksi bersama seekor paus orca. Tak lama kemudian, terlihat kucuran darah keluar dari kolam dan tubuh perempuan tersebut.
Sebab keluar darah, seolah-olah Jessica dimakan paus orca. Penoton yang awalnya menikmati pertunjukkan ini berubah menjadi panik saat paus orca menyerang pelatihnya di dalam air.
Hingga berita ini diunggah pada Selasa (12/8/2025), video viral di TikTok ini sudah beredar luas dengan jutaan penonton. Pada laman komentar bahkan tertulis Jessica Radcliffe meninggal dunia karena paus tersebut.
Terkait video viral di TikTok tersebut, rupanya ini hanya rekayasa teknologi alias video palsu atau berita hoax. Berikut PARAPUAN merangkum informasi lengkapnya untuk kamu:
Hasil Video Rekayasa Buatan AI
Mengutip dari laman Forbes, video viral di TikTok terkait serangan paus orca kepada pelatih bernama Jessica Radcliffe dikonfirmasi sebagai berita palsu. Faktanya, tidak ada pelatih orca dengan nama Jessica Radcliffe.
Video tersebut dibuat menggunakan teknologi AI (Artificial Intilligence) dan menampilkan tanda-tanda rekayasa komputer. Misalnya, detail yang tidak realistis hingga narasi yang seharusnya menjadi berita nasional jika benar terjadi.
Meski kualitas video AI terus meningkat, kebanyakan masih dapat dikenali. Salah satu tandanya adalah gerakan jari manusia yang kaku atau tidak alami.
Baca Juga: Viral di TikTok Performative Male, Apa Artinya dan Bagaimana Cirinya?
Perusahaan seperti TikTok dan Facebook diyakini memiliki teknologi untuk mendeteksi konten palsu, namun misinformasi tetap sulit dibendung, apalagi di era AI yang mempermudah penyebaran konten menyesatkan.
Butuh upaya moderasi yang terus dilakukan, termasuk oleh Meta guna meningkatkan perlindungan konten terhadap remaja, tetapi tantangan terbesar ada pada daya tarik konten sensasional di mata penonton.
Sementara menurut laman The Economic Times, tidak ada berita resmi, obituari, atau konfirmasi dari pengelola taman laut maupun kepolisian terkait serangan paus terhadap pelatih bernama Jessica.
Terdapat tanda-tanda manipulasi, seperti suara datar khas audio AI, gerakan air yang tidak alami, dan fakta bahwa Pacific Blue Marine Park tidak pernah ada.
Hoaks ini cepat menyebar karena memanfaatkan ketakutan nyata terhadap orca. Predator laut ini cerdas, kuat, dan memiliki riwayat insiden mematikan di penangkaran.
Hoaks Jessica Radcliffe hanya rekayasa digital, tetapi risiko yang ditimbulkan paus orca di penangkaran tetap nyata.
Mengapa Mudah Termakan Berita Hoaks?
Salah satu alasan utama mengapa kamu bisa dengan cepat percaya pada berita hoax adalah bias konfirmasi, yaitu kecenderungan alami otak untuk mencari, mengingat, dan mengutamakan informasi yang selaras dengan pandangan milikmu.
Ketika menemukan berita yang sejalan dengan pendapat atau perasaanmu, kamu cenderung langsung menganggapnya benar tanpa mempertanyakan sumber atau validitasnya.
Faktor lain adalah minimnya literasi digital dan media, di mana kamu mungkin belum terbiasa membedakan berita dari sumber kredibel dengan konten yang sengaja dibuat untuk menyesatkan.
Kita juga mungkin kurang memahami cara kerja algoritma media sosial yang cenderung menampilkan informasi serupa dengan yang sering kamu lihat.
Situasi ini akhirnya menciptakan echo chamber atau ruang gema informasi yang membuat kamu merasa semua orang berpikir sama sepertimu. Pada akhirnya, berita hoaks menyebar cepat dan dipercaya!
Baca Juga: Kontroversi Series Bidaah Viral di TikTok, Soroti Peran Perempuan Memerangi Penyimpangan
(*)