Parapuan.co - Banyak orang percaya kalau untuk menjadi kaya, kamu harus punya penghasilan besar atau bisnis sukses. Memang itu penting, tapi faktanya bukan hanya soal berapa banyak uang yang kamu hasilkan, melainkan bagaimana cara mengelolanya.
Sayangnya, banyak orang di kelas menengah justru terjebak dalam pola kebiasaan yang membuat mereka sulit menambah kekayaan. Kebiasaan-kebiasaan ini seringkali terlihat sepele, bahkan terasa wajar.
Tanpa disadari, potensi finansial jangka panjang terkuras. Merangkum dari laman Kompas, berikut penjelasan selengkapnya!
1. Bermain Aman dalam Karier
Stagnasi karier adalah salah satu kesalahan termahal yang sering dilakukan. Menghindari risiko terukur dalam kehidupan profesional membuat kamu melewatkan peluang untuk meningkatkan potensi penghasilan secara signifikan.
Bertahan di posisi yang sama selama bertahun-tahun tanpa mencari promosi, enggan mengembangkan keterampilan, atau menolak proyek menantang akan membatasi jalur pertumbuhan kamu.
Perbedaan antara job security (keamanan pekerjaan) dan career security (keamanan karier) sangat penting. Job security hanya memastikan kamu tetap di posisi saat ini, sedangkan career security membangun keterampilan dan jaringan yang membuat kamu berharga di mana saja.
Mereka yang rajin memperbarui keterampilan, membangun jaringan secara strategis, dan mengambil tanggung jawab lebih besar biasanya akan mendapatkan kenaikan gaji signifikan dan peluang lebih baik.
Kuncinya adalah mengambil risiko terukur dengan rencana yang matang, bukan sembrono, agar kamu selalu berada di jalur mobilitas karier ke atas.
Baca Juga: 7 Kiat Furgal Living yang Bisa Diterapkan Kelas Menengah di Tahun 2025
2. Berutang untuk Gaya Hidup
Ketika kamu membiayai pembelian mobil, perabotan, barang elektronik, atau aset lain yang nilainya terus menurun dari waktu ke waktu, sebenarnya kamu bukan hanya mengeluarkan uang untuk memiliki barang tersebut, tetapi juga membayar lebih mahal karena nilainya akan cepat susut.
Kebiasaan ini secara tidak sadar mengubah transaksi sekali bayar menjadi beban cicilan bertahun-tahun yang akan mengikat penghasilan masa depan dan menghambat prosesmu dalam mengumpulkan kekayaan.
Biaya nyata dari pembiayaan bukan hanya bunga yang harus dibayar setiap bulan, melainkan juga hilangnya kesempatan untuk mengalokasikan uang tersebut pada aset yang nilainya justru dapat bertumbuh.
Oleh karena itu, daripada terjebak pada pola seperti ini, sebaiknya rencanakan pembelian secara matang, menabung terlebih dahulu sebelum membeli, memprioritaskan barang bekas berkualitas baik, atau mencari alternatif yang tidak mengharuskanmu mengambil pembiayaan.
3. Kecanduan Hiburan
Jika kamu terbiasa menghabiskan terlalu banyak uang untuk hiburan atau gaya hidup mewah, maka tanpa disadari kamu sedang membiarkan potensi membangun kekayaan terkikis sedikit demi sedikit.
Memang menikmati hidup itu penting, namun ketika konsumsi hiburan dilakukan tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang, hal itu akan membentuk pola gratifikasi instan yang justru merugikan tujuan finansialmu di masa depan.
Baca Juga: 5 Pekerjaan Kelas Menengah Ini Terancam Punah di 2030 Akibat Adanya AI
Kunci memutus siklus ini adalah menetapkan batas anggaran khusus untuk hiburan, lalu secara sadar mencari pilihan hiburan yang lebih hemat namun tetap menyenangkan. Perubahan kecil yang dilakukan secara konsisten dapat memberikan dampak besar pada kondisi keuanganmu dalam jangka panjang.
4. Ingin Terlihat Kaya
Tekanan sosial untuk selalu terlihat sukses sering kali mendorong seseorang membeli barang-barang simbol status seperti pakaian bermerek, mobil mewah, atau aksesori mahal.
Padahal, kebiasaan tersebut hanya akan menguras rekening dan menunda proses akumulasi kekayaan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, memahami perbedaan antara terlihat kaya dan benar-benar kaya menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan finansialmu.
5. Buta Finansial
Kurangnya pemahaman literasi keuangan membuat banyak orang keliru dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan utang, investasi, asuransi, hingga pembelian dalam jumlah besar, pada akhirnya dapat menghambat pertumbuhan aset mereka.
Padahal, dengan mempelajari dasar-dasar keuangan seperti cara kerja bunga majemuk, perbedaan jenis utang, serta prinsip-prinsip investasi, kamu akan mampu mengambil keputusan yang lebih bijak dan memiliki rasa percaya diri tinggi dalam mengelola uang.
Baca Juga: Hati-Hati, 8 Kebiasaan Ini Bisa Bikin Kita Terjebak di Kelas Menengah
(*)