Azizah Salsha Padel Bareng Mantan, Pahami Batasan Berteman dengan Mantan Usai Menikah

Parapuan.co - Kawan Puan, nama Azizah Salsha kembali mencuri perhatian publik setelah potretnya bermain padel bersama mantan kekasih, Philo Paz Armand, beredar. Netizen mempertanyakan hubungan Azizah Salsha dengan Philo mengingat dirinya sudah menikah dengan pesepak bola Pratama Arhan pada 2023 kemarin.

Menjalin hubungan pertemanan dengan mantan pacar, terlebih setelah menikah memang menjadi hal yang sering memunculkan pertanyaan besar. Bolehkah? Wajarkah? Atau justru sebaiknya diputus total demi menjaga keharmonisan rumah tangga? Tidak ada satu jawaban pasti, karena semua bergantung pada situasi pribadi masing-masing.

Melansir Brides, menikah bukan berarti secara otomatis harus memutus seluruh hubungan dengan masa lalu, termasuk dengan mantan. Jika sebelum menikah kamu dan mantan telah membangun hubungan yang sehat dan jelas batasannya, bisa jadi pertemanan itu tetap bisa dijaga.

Namun, status pernikahan sering kali menjadi titik penting yang membuat seseorang harus mengevaluasi kembali, apakah hubungan tersebut masih pantas dipertahankan atau justru menimbulkan potensi gangguan.

Yang perlu dipahami adalah bahwa tidak semua pertemanan dengan mantan berasal dari niat yang tulus. Jika komunikasi hanya sesekali muncul tiba-tiba tanpa dasar yang jelas, atau ada rasa tarik-menarik emosional yang belum selesai, maka hubungan itu bisa berisiko. Apalagi jika kehadiran mantan hanya menimbulkan kebingungan dan ketidakpastian dalam perasaan.

Tidak Harus Menjadi Teman Dekat

Menjadi teman dengan mantan bukan berarti harus intens berkomunikasi, sering bertemu, atau curhat satu sama lain. Bentuk pertemanan bisa sesederhana berteman di media sosial, saling menyapa saat ulang tahun, atau bertemu dalam acara tertentu tanpa ada interaksi khusus. Justru hubungan yang terlalu dekat setelah menikah bisa memicu perasaan tidak nyaman dari pasangan.

Pertimbangkan Lingkungan Sosial

Dalam beberapa kasus, keberadaan mantan memang tidak bisa sepenuhnya dihindari. Misalnya, jika memiliki banyak teman yang sama, berada dalam komunitas yang sama, atau mantan memiliki relasi baik dengan keluarga. Dalam kondisi ini, menjaga hubungan yang netral dan dewasa bisa jadi lebih baik daripada memutuskan hubungan secara drastis.

Yang penting adalah kejelasan batasan. Jangan biarkan hubungan itu mengaburkan posisi pasangan dalam hidupmu.

Keterbukaan pada Pasangan

Apa pun bentuk hubungan dengan mantan, transparansi adalah hal mutlak. Pasangan perlu mengetahui bahwa kamu masih berkomunikasi atau berinteraksi dengan mantan. Jangan menyembunyikan fakta ini, karena ketika pasangan mengetahui dari pihak lain atau secara tidak sengaja, kepercayaan bisa langsung runtuh.

Keterbukaan juga memberi ruang bagi pasangan untuk menyampaikan perasaannya. Dari situ, kalian bisa bersama-sama menentukan bagaimana batasan yang paling sehat dan nyaman untuk semua pihak.

Prioritaskan Pernikahan

Pernikahan adalah komitmen jangka panjang yang membutuhkan rasa saling percaya dan keamanan emosional. Jika hubungan dengan mantan tidak lagi relevan atau memberi dampak negatif pada pernikahan, sebaiknya mulai mempertimbangkan untuk mengakhiri pertemanan itu.

Sebaliknya, jika pertemanan tersebut murni, sehat, dan pasanganmu tidak keberatan, maka hubungan itu masih bisa dijaga dalam koridor yang wajar.

Namun, jika pasangan terlalu membatasi atau menolak dengan alasan yang tidak rasional, bisa jadi ada masalah kepercayaan atau kendali yang lebih dalam. Dalam hal ini, penting untuk membangun komunikasi yang terbuka dan jujur.

Berteman dengan mantan setelah menikah bukan hal yang sepenuhnya salah, tapi memerlukan kedewasaan, kejujuran, dan rasa hormat terhadap pasangan. Evaluasi kembali apa arti hubungan itu, apakah benar-benar tulus, dan apakah pasanganmu merasa nyaman.

Selama semuanya terbuka dan ada kesepakatan bersama, pertemanan dengan mantan bisa tetap dijaga—tentu dengan batasan yang jelas dan sehat.

(*)