Program Doktor Kebahagiaan Pertama di Dunia Diresmikan di Universitas Ini

Arintha Widya - Minggu, 27 Juli 2025
Happiness Study perdana dengan gelar doktoral (Ph.D)
Happiness Study perdana dengan gelar doktoral (Ph.D) nicomenijes

Di awal peluncurannya, program master ini sempat diragukan oleh sebagian kalangan. Namun, hasilnya berbicara lain. Sebanyak 87 mahasiswa dari 13 negara—termasuk AS, Brasil, India, Israel, Tiongkok, dan Afrika Selatan—telah berhasil menyelesaikan gelar magisternya.

Dr. Robert Battistini, Wakil Presiden Akademik sementara di Centenary, mengatakan, "Awalnya banyak yang skeptis. Tapi kami melihat adanya kelaparan akan mindfulness yang benar-benar dipahami secara mendalam. Dr. Ben-Shahar menggabungkan riset terbaru dengan kearifan kuno dari berbagai budaya, menjadikan materi ini sangat relevan dengan zaman sekarang."

Presiden Centenary University, Dr. Dale Caldwell, juga memiliki visi besar. Ia ingin memperluas bidang ini ke jenjang sarjana dan membuka lebih banyak kelas dalam Studi Kebahagiaan. "Kami telah menjadi contoh bagi banyak institusi di Amerika dan negara lain. Lulusan kami akan menjadi duta yang menyebarkan gerakan ini—secara intelektual, emosional, dan psikologis—ke seluruh dunia," jelasnya.

Mengapa Studi Kebahagiaan Dibutuhkan Saat Ini?

Data dari General Social Survey Universitas Chicago menunjukkan bahwa tingkat kebahagiaan orang dewasa Amerika menurun sejak tahun 2000. Skor kebahagiaan yang dulunya berada pada angka 22, kini menurun menjadi sekitar 18–19 dalam satu dekade terakhir.

World Happiness Report juga mencatat bahwa turunnya tingkat kebahagiaan ini berkaitan erat dengan meningkatnya penggunaan teknologi dan media sosial. Seiring berkembangnya kecerdasan buatan dan digitalisasi yang semakin intens, kebutuhan untuk memahami dan mengelola kebahagiaan menjadi semakin penting.

"Mereka yang meragukan nilai studi kebahagiaan mungkin bisa menyangkal pentingnya ilmunya, tapi mereka tak bisa menutup mata dari fakta bahwa masyarakat kita sedang berjuang. Membiarkan semuanya berjalan seperti sekarang tidak akan membantu," demikian kutipan dalam laporan tersebut.

Kebahagiaan adalah Ilmu yang Bisa Dipelajari

Program Ph.D. Studi Kebahagiaan ini bukan sekadar idealisme kosong. Ini adalah langkah nyata menuju generasi yang lebih peduli pada kesejahteraan emosional dan mental. Harapannya, para lulusan nantinya bisa menjadi agen perubahan yang membantu membawa kebahagiaan ke dalam berbagai aspek kehidupan—dari rumah, sekolah, hingga tempat kerja.

Baca Juga: Mewarnai hingga Berkebun, 7 Hobi Ini Bisa Mendatangkan Kebahagiaan

Karena pada akhirnya, seperti kata Tal Ben-Shahar, "Kita tidak hanya harus belajar bagaimana mencegah masalah kesehatan mental, tapi juga bagaimana membantu manusia tumbuh, berkembang, dan hidup bermakna."

Dan kabar baiknya, kini kebahagiaan bukan hanya bisa dirasakan—tapi juga bisa dipelajari dan diajarkan.

(*)

Sumber: Your Tango
Penulis:
Editor: Arintha Widya