2. Kemampuan Mengatur Waktu dengan Realistis
Produktivitas bukan sekadar soal menyusun to-do list. Sering kali kita gagal bukan karena tidak bekerja keras, tapi karena salah memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sesuatu.
Sebagian besar dari kita membuat jadwal yang terlalu ambisius, lalu frustrasi ketika tidak semua tugas selesai. Padahal, bisa jadi kita hanya perlu lebih jujur soal kapasitas dan waktu yang tersedia.
Untuk melatih skill ini, coba pantau berapa lama waktu yang kamu habiskan untuk tugas-tugas sederhana, seperti mandi, membuat presentasi, atau membalas email. Bukan untuk menghakimi diri sendiri, tapi untuk membangun kesadaran waktu. Setelah itu, barulah kamu bisa menyusun jadwal yang masuk akal dan menyesuaikan ekspektasi—baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Dengan manajemen waktu yang realistis, tekanan pekerjaan bisa berkurang secara signifikan. Kamu juga akan tahu kapan harus berkata “tidak” karena memang tidak punya ruang di kalender, bukan karena malas atau tidak kompeten.
3. Kemampuan Berkomunikasi dengan Jelas
Kita mengirim pesan dan email setiap hari. Tapi seberapa sering kita benar-benar membaca ulang apa yang kita tulis sebelum menekan “kirim”?
Komunikasi yang buruk menyebabkan salah paham, pekerjaan tertunda, dan frustrasi antar rekan kerja. Padahal, sering kali masalahnya sederhana: tujuan tidak jelas, informasi kurang lengkap, atau nada pesan terlalu tajam.
Latihan praktis:
- Gunakan trik “PIT” sebelum mengirim pesan:
- Purpose (Tujuan): Apa maksud utama dari pesan ini?
- Information (Informasi): Sudahkah Anda menyertakan semua detail yang dibutuhkan penerima?
- Tone (Nada): Apakah nada pesannya sopan dan sesuai konteks?
Baca Juga: 5 Skill yang Wajib Dimiliki Perempuan Mandiri di Era Digital
Menambahkan pengecekan ejaan dan tata bahasa juga tidak pernah salah. Bahkan jika kamu menggunakan AI untuk menulis, pastikan kamu tetap menyunting dan memastikan bahwa pesan tersebut menyampaikan maksud yang benar.
Dengan kemampuan komunikasi yang baik, kamu tak hanya tampil profesional, tetapi juga bisa menghindari drama dan miskomunikasi yang menguras energi.
Tidak Spektakuler, Tapi Sangat Vital
Tiga keterampilan ini—menemukan informasi, mengatur waktu, dan berkomunikasi dengan jelas—mungkin terdengar membosankan dibandingkan keterampilan teknis seperti coding atau desain UI/UX. Tapi justru karena sifatnya yang mendasar, keterampilan ini tidak akan tergantikan bahkan di tengah gempuran teknologi dan perubahan pasar kerja.
Mereka tidak butuh biaya besar untuk dipelajari. Tidak perlu kursus mahal. Cukup komitmen kecil yang dilakukan konsisten. Dan hasilnya? Kehidupan kerja yang jauh lebih efisien, tenang, dan terarah.
Karena kita tidak bisa meramal masa depan, yang bisa kita lakukan hanyalah mempersiapkan diri untuk menjadi adaptif dan mandiri—dan tiga keterampilan ini adalah fondasinya.
(*)