Perubahan Besar di Reboot Harry Potter HBO, Lebih Setia pada Novelnya

Parapuan.co - Serial reboot Harry Potter produksi HBO tengah menjadi perbincangan hangat, terutama setelah foto-foto pertama dari lokasi syuting tersebar di dunia maya. Proyek ini bukan sekadar remake, melainkan upaya ambisius untuk menghadirkan kembali kisah legendaris dari novel J.K. Rowling dengan pendekatan yang lebih setia pada materi aslinya.

Dengan rencana tayang pada 2027, serial ini menjanjikan pengalaman berbeda dari film-film sebelumnya yang sudah begitu melekat dalam benak penggemar. Lantas, perubahan seperti apa saja yang akan berbeda dari franchise film Harry Potter sebelumnya? Simak uraian yang dirangkum dari CBR di bawah ini!

Wajah-Wajah Baru di Dunia Sihir

Salah satu perubahan terbesar yang langsung mencuri perhatian adalah jajaran pemeran utama. Dominic McLaughlin didapuk sebagai Harry Potter, menggantikan ikon lama Daniel Radcliffe. Ia akan ditemani oleh Alastair Stout sebagai Ron Weasley dan Arabella Standon sebagai Hermione Granger.

Tidak kalah mencolok, aktor kawakan John Lithgow akan berperan sebagai Albus Dumbledore, Janet McTeer sebagai Profesor McGonagall, Paapa Essiedu sebagai Severus Snape versi baru, serta Nick Frost sebagai Rubeus Hagrid.

Komitmen Adaptasi Setia: Satu Buku, Satu Musim

Berbeda dari film-film terdahulu yang harus merangkum satu buku dalam dua hingga tiga jam durasi, HBO mengambil pendekatan serial dengan durasi panjang—satu buku untuk satu musim. Langkah ini memberikan ruang lebih luas untuk menggali momen-momen penting dari buku yang sebelumnya dipangkas atau dihilangkan dalam film.

Contohnya adalah adegan kebun binatang di buku Harry Potter and the Sorcerer's Stone, yang kini digarap lebih lengkap dan bahkan menghadirkan karakter minor seperti Piers Polkiss, teman Dudley yang absen dari versi film.

Setting Tahun 1990-an: Detail Kecil yang Menghidupkan Dunia

Salah satu keputusan kreatif yang menarik perhatian adalah penetapan latar waktu di era 1990-an, sebagaimana tertulis dalam novel aslinya. Pilihan ini berbanding terbalik dengan film yang cenderung menampilkan dunia Muggle dalam nuansa modern dan "tidak bertanggal" atau punya latar waktu tertentu.

Di serial HBO, busana, gaya rambut, hingga latar kota akan mencerminkan estetika khas tahun 90-an. Ini terlihat dari pakaian karakter dalam foto-foto lokasi, seperti jumpsuit cerah milik Dudley yang sangat mencirikan dekade tersebut.

Mengembalikan latar ke era 90-an juga dianggap penting untuk menjaga konsistensi narasi semesta sihir. Jika cerita diangkat ke masa modern, maka kehadiran teknologi seperti ponsel pintar dan internet bisa merusak logika dunia sihir yang bersembunyi dari masyarakat umum.

Nuansa Baru, Identitas Sendiri

Meski banyak penggemar mengharapkan kesinambungan dengan film lama, seperti tema musik ikonik John Williams, reboot HBO ini tetap diarahkan untuk membangun identitas uniknya sendiri. Francesca Gardiner dipercaya sebagai showrunner, sementara sutradara ternama Mark Mylod akan mengarahkan episode-episode penting.

Selain memperkenalkan generasi baru pemeran dan estetika visual yang berbeda, serial ini juga berpotensi menambahkan detail dan kedalaman cerita yang tak pernah ditampilkan sebelumnya. Latar tahun 90-an juga membuka ruang untuk menyinggung peristiwa latar belakang yang berkaitan dengan masa lalu Dumbledore atau Voldemort, termasuk jalinan waktu dengan film Fantastic Beasts yang berlatar tahun 1926 hingga 1945.

Reboot yang Dinanti dengan Hati-Hati

Meski menjanjikan hal-hal baru dan setia pada buku, antusiasme penggemar tetap disertai kehati-hatian. Adaptasi Harry Potter sebelumnya telah membentuk "bahasa visual" yang kuat dan sulit digantikan. Namun, jika reboot ini mampu menghadirkan pengalaman yang segar, menyentuh sisi nostalgia, dan mengangkat sisi-sisi cerita yang selama ini tersembunyi, maka ia punya peluang besar menjadi penerus yang pantas bagi warisan magis dunia sihir.

Tahun 2027 masih cukup jauh, tapi proses syuting yang sudah dimulai menandakan langkah serius Warner Bros. Discovery dan HBO untuk mempersembahkan Harry Potter versi terbaik—dengan sentuhan modern yang tetap menghormati akar orisinalnya.

Jadi makin penasaran dan tidak sabar, nih!

(*)