Hari kedua, Senin, 7 Juli 2025, menghadirkan sesi "Kenali Kain, Kenali Negeri" hasil kolaborasi bersama Majalah Bobo, dipandu oleh David Togatorop, Editor in Chief Majalah Bobo.
Anak-anak diajak mengenali kekayaan kain tradisional sebagai wujud rasa bangga terhadap budaya dan daerah asal.
Baca Juga: Tanduk, Ekor, dan Gigi Jadi Senjata dalam Duel Sesama Dinosaurus
Sementara pada hari terakhir, Selasa, 8 Juli 2025, diadakan sesi "Jelajah Gagasan" untuk mendorong anak-anak agar berani bermimpi, mengeksplorasi ide, serta menggali potensi diri mereka.
Dalam keseluruhan rangkaian program edukasi ini, Ibu Tasya Widya Krisnadi juga berkolaborasi erat dengan Mahandis Yoanata Thamrin.
Keduanya terlibat langsung dalam merancang dan mengimplementasikan kelas-kelas kreatif yang tidak hanya menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya dan lingkungan, tetapi juga membuka wawasan anak-anak mengenai potensi masa depan yang dapat mereka raih.
/photo/2025/07/11/4jpg-20250711021617.jpg)
Seluruh rangkaian program ini dijalankan secara intensif dan menyeluruh di lapangan dengan keterlibatan langsung Ibu Tasya Widya Krisnadi selaku Ketua Yayasan Kawan Lama.
Ibu Tasya tidak hanya hadir secara simbolis, tetapi terjun langsung sejak tahap survei, pendampingan pelaksanaan program, hingga evaluasi.
Kehadiran beliau menjadi bukti nyata komitmen mendalam Yayasan Kawan Lama untuk mendengar kebutuhan masyarakat dan mendampingi mereka secara tulus.
Kegiatan edukasi ini melibatkan lebih dari 100 penenun dan 35 anak penenun yang berasal dari keempat dusun.
Upaya ini menjadi bagian dari langkah berkelanjutan untuk melestarikan budaya tenun Iban sekaligus memberdayakan komunitas secara menyeluruh, memastikan bahwa warisan leluhur terus hidup dan tumbuh bersama generasi penerus.
/photo/2025/07/11/5jpg-20250711021806.jpg)
Melalui Aram Bekelala Tenun Iban, Yayasan Kawan Lama berharap para perempuan Dayak Iban memiliki alternatif penghidupan yang lebih baik tanpa harus meninggalkan kampung halaman.
Dengan peningkatan keahlian, akses pasar yang lebih luas, dan edukasi generasi penerus, masyarakat dapat meningkatkan taraf hidup sekaligus menjaga kelestarian tradisi.
Program ini menjadi simbol kolaborasi multipihak yang harmonis: Yayasan Kawan Lama, Cita Tenun Indonesia, Wilsen Willim, National Geographic Indonesia, Majalah Bobo, serta pemerintah daerah dan komunitas lokal.
Bersama-sama, mereka membuktikan bahwa pelestarian budaya, pemberdayaan ekonomi, dan konservasi lingkungan dapat berjalan seiring dan saling menguatkan.
Melalui inisiatif ini, Yayasan Kawan Lama menegaskan dedikasinya untuk menjaga warisan budaya, memperkuat peran perempuan, mendukung regenerasi penenun muda, serta membuka jalan bagi tenun Iban agar semakin dikenal dan menjadi kebanggaan bangsa.
Ke depannya, diharapkan program ini dapat direplikasi di daerah lain, sehingga semakin banyak masyarakat adat yang merasakan manfaat nyata.
Artikel ini ditulis oleh Ricky Martin/National Geographic Indonesia.