Baca Juga: Peran Ayah dalam Mendidik Anak Remaja Perempuan Menurut Ariel NOAH
8. Bangun Kesadaran Digital dan Batasi Paparan Konten Seksis
Paparan terhadap pornografi dan konten misoginis di media digital bisa memperkuat sikap patriarki. Orang tua harus proaktif mengatur screen time dan menjelaskan risiko konten yang merendahkan perempuan, agar anak laki-laki tumbuh dengan pemahaman sehat soal relasi antar gender.
9. Libatkan Anak dalam Tugas Domestik
Anak laki-laki juga harus bisa mencuci, memasak, dan membersihkan rumah. Dengan begitu, mereka tidak tumbuh dengan anggapan bahwa urusan rumah tangga adalah tanggung jawab perempuan.
10. Ajarkan Etika dalam Berkomunikasi
Sopan santun bukan hanya soal menyapa orang dewasa. Ini juga soal menghormati pendapat, mendengar, dan mengapresiasi orang lain tanpa merendahkan. Keterampilan komunikasi yang baik membentuk relasi sehat dan saling menghargai.
11. Bangun Kepercayaan Diri yang Sehat
Anak laki-laki dengan rasa percaya diri yang sehat tidak butuh menindas orang lain untuk merasa berharga. Ia tahu bahwa nilai dirinya bukan terletak pada dominasi, tapi pada integritas, konsistensi, dan kebaikan.
12. Dorong Mereka Jadi Diri Sendiri, Bukan Budak Norma Gender
Baca Juga: Pola Asuh Orang Tua untuk Mendidik Anak sebagai Perempuan Mandiri dan Cerdas
Tidak semua anak laki-laki suka bola atau ingin jadi pemimpin. Biarkan mereka menjadi apa pun yang mereka suka—seniman, penari, perawat, atau pendengar yang baik. Dengan begitu, mereka tumbuh tanpa merasa harus membuktikan "kejantanan" dengan menindas orang lain.
13. Bekali dengan Nilai Spiritual dan Moral
Nilai spiritual memberi anak pegangan tentang benar dan salah yang lebih dalam. Dengan membentuk anak laki-laki yang sadar akan nilai moral dan kemanusiaan, mereka akan berpikir dua kali sebelum merendahkan atau menyakiti sesama, termasuk perempuan.
Kiranya, mengajarkan hal-hal di atas ketika mendidik anak laki-laki bisa menjauhkan mereka dari patriarki dan lebih bisa menyayangi perempuannya (istri, anak-anaknya) kelak.
(*)