“Kebanyakan orang malas melipat satu per satu, dan bahan licin justru bikin frustrasi. Jadi cukup pisahkan berdasarkan jenis, masukkan ke dalam bin atau pembagi laci, selesai. Sistem sederhana jauh lebih tahan lama dibanding lipatan sempurna,” imbuhnya.
Namun, kalau kamu suka tampilan rapi ala butik, Toft menyarankan metode lipatan vertikal. “Lipat sekali atau dua kali hingga membentuk persegi panjang kecil yang bisa berdiri tegak di dalam laci.”
Untuk kaos kaki, kedua ahli sepakat satu hal: berhenti membuat ‘bola kaos kaki’. “Jangan lagi melilit satu kaos kaki ke pasangannya. Itu bisa merusak elastis. Cukup letakkan rata dan lipat menjadi dua atau tiga, tergantung tinggi lacinya. Dengan begitu, kaos kaki bisa disusun tegak berdasarkan jenis, tetap rapi, dan kamu bisa melihat semua koleksimu,” tegas Murphy.
3. Tentukan Zona untuk Masing-Masing Jenis
Langkah terakhir: setiap kategori atau jenis harus punya ‘jalur’ atau zona sendiri. Murphy menyarankan memakai bin terpisah untuk pakaian dalam. Sesuaikan dengan ukuran laci dan jumlah jenis yang kamu punya. Untuk kaos kaki, Toft menyarankan pembagi laci yang bisa disesuaikan agar tiap zona tetap terjaga, tidak bercampur.
Untuk anak-anak atau yang ingin sistem lebih instan, gunakan honeycomb organizer (penyusun berbentuk sarang lebah). “Model ini sangat cocok karena bentuknya tidak berubah dan memudahkan kita menarik dan menyimpan barang tanpa mengacaukan zona lain,” jelas Toft.
Menata laci kaos kaki dan pakaian dalam bukan hanya soal kerapian visual, tapi juga kenyamanan dan efisiensi di kehidupan sehari-hari. Dengan metode sortir, lipat, dan zona, kamu tidak hanya merapikan barang, tapi juga mengurangi stres kecil tiap pagi saat memilih apa yang akan dikenakan.
Sistemnya sederhana, hasilnya nyata. Kawan Puan perlu mencoba, nih, supaya laci pakaianmu tetap rapi.
Baca Juga: 5 Langkah Menata Lemari Pakaian dengan Mudah dan Efektif untuk Perempuan
(*)