Setelah berusia satu tahun, anak sudah boleh mengonsumsi susu sapi. Bahkan, makanan berbahan susu seperti yogurt dan keju bisa dikenalkan sejak usia 6 bulan.
Lauren Twigge merekomendasikan takaran sebagai berikut (dengan catatan per porsi adalah setara 1 cup atau sekitar 240 ml susu cair):
- Anak usia 1–2 tahun: 1⅔ hingga 2 porsi susu per hari.
- Usia 3–8 tahun: 2 hingga 2½ porsi.
- Usia 9 tahun ke atas (termasuk orang dewasa): 3 porsi per hari.
“Dan ya, susu cokelat tetap dihitung! Kandungan nutrisinya tetap sama dengan susu putih,” ujar Twigge. Ia menambahkan bahwa susu cokelat bisa menjadi pilihan menarik bagi anak yang sulit makan atau untuk mengisi kembali energi setelah bermain aktif.
Susu Nabati Tidak Selalu Setara dengan Susu Sapi
Banyak orang tua beralih ke susu nabati karena alasan alergi atau tren gaya hidup. Namun menurut Twigge, “Berbeda dengan anggapan umum, susu nabati bukanlah pengganti nutrisi yang setara dengan susu sapi.”
Kecuali jika ada intoleransi laktosa atau alergi, susu nabati seperti almond, oat, atau kedelai sering kali tidak mengandung kombinasi sempurna protein, vitamin, dan mineral seperti yang dimiliki susu sapi. Namun, Twigge menyarankan, “Jika intoleransi jadi kendala, susu sapi bebas laktosa adalah alternatif yang sangat baik karena kandungan gizinya tetap sama.”
Mana Jenis Susu Sapi yang Tepat?
Di pasaran, tersedia beberapa jenis susu sapi berdasarkan kadar lemak:
- Whole milk (susu penuh lemak): 3,25% lemak
- 2% milk: 2% lemak
- 1% milk: 1% lemak
- Skim milk: hampir tidak mengandung lemak
“Semuanya mengandung 13 nutrisi penting dan 8 gram protein berkualitas per porsi,” jelas Twigge. Untuk anak usia 1 tahun, susu penuh lemak (whole milk) adalah pilihan terbaik karena kebutuhan kalori dan lemak masih tinggi untuk perkembangan otak.
Baca Juga: Resep Puding Karamel dari Susu Kedelai, Dessert Sehat dan Nikmat
Cara Kreatif Agar Anak Mau Minum Susu
Kalau si kecil termasuk picky eater, ada beberapa trik yang bisa dicoba agar susu tetap masuk ke dalam menu harian:
- Jadikan bahan dasar puding chia.
- Campur ke dalam smoothie buah dan sayur.
- Bekukan jadi es loli dengan pisang atau beri.
- Campur ke dalam oatmeal atau overnight oats.
- Tambahkan ke saus pasta atau mac and cheese.
- Sajikan sebagai “babychino”: susu yang dikocok busa dengan sedikit madu dan kayu manis.
“Saya pribadi memakai susu dalam hampir semua masakan rumahan, mulai dari mac and cheese sampai es krim buah,” ungkap Twigge. “Memasak dengan susu bisa jadi cara jitu untuk memberikan makanan bergizi sekaligus lezat.”
Meski susu nabati sempat jadi tren, belakangan justru semakin banyak keluarga yang kembali ke susu sapi. “Kita mulai melihat minat yang kembali terhadap susu sapi, terutama karena banyak orang yang kini lebih memperhatikan asupan protein dan memilih makanan yang tidak terlalu diproses,” ujar Twigge.
Sebagai ibu yang harus membuat begitu banyak keputusan setiap hari, memilih susu sapi bisa menjadi satu hal sederhana yang tetap berdampak besar bagi tumbuh kembang anak.
Mau susu putih, cokelat, atau bahkan yang ditambahkan ke dalam masakan—semuanya bisa jadi pilihan yang baik, asal sesuai kebutuhan keluarga.
Baca Juga: 8 Makanan Kaya Kalsium yang Lebih Baik dari Segelas Susu, Apa Saja?
(*)