Rekomendasi untuk Mengurangi Stigma
Untuk merespons kompleksitas dan dampak stigma terhadap korban kekerasan seksual di daerah konflik, ICRC menawarkan empat langkah strategis yang bisa diadopsi oleh negara, lembaga donor, organisasi internasional dan lokal, serta kalangan akademik:
- Cegah Dampak Stigma Melalui Kebijakan Inklusif
Negara perlu membangun sistem hukum dan kebijakan yang tidak hanya mengakui korban, tetapi juga melindungi mereka dari diskriminasi lanjutan. - Integrasikan Upaya Pengurangan Stigma dalam Kesiapsiagaan Konflik dan Darurat
Isu stigma harus menjadi bagian dari kerangka tanggap darurat, termasuk dalam pelatihan petugas lapangan, relawan, dan pihak berwenang. - Libatkan Komunitas untuk Mengubah Perilaku dan Persepsi
Perubahan budaya tidak dapat dipaksakan dari luar. Perlu ada kemitraan erat dengan tokoh lokal, agama, maupun pemimpin adat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung korban. - Desain Layanan yang Responsif terhadap Isu Stigma
Layanan medis, psikososial, dan hukum harus dirancang dengan pemahaman mendalam tentang dampak stigma, termasuk menyediakan ruang aman bagi korban untuk bicara tanpa rasa takut.
Menghapus Stigma, Menyembuhkan Luka
Stigma terhadap korban kekerasan seksual di daerah konflik bukan hanya masalah sosial, melainkan juga isu kemanusiaan yang mendesak. Menghapus stigma berarti mengembalikan martabat korban, memperkuat solidaritas komunitas, dan mempercepat pemulihan masyarakat dari luka perang.
Perlu pendekatan yang berlapis dan berkelanjutan—bukan hanya dari lembaga internasional seperti ICRC, tapi juga dari pemerintah, masyarakat lokal, dan kita semua yang percaya bahwa tidak ada korban yang pantas disalahkan atas luka yang mereka alami.
Baca Juga: Hari Penghapusan Kekerasan Seksual dalam Konflik, Langkah Memutus Siklus Kekejaman
(*)