Film Final Destination Bloodlines, Formula Lama dengan Sentuhan Baru

Arintha Widya - Selasa, 27 Mei 2025
Final Destination: Bloodlines.
Final Destination: Bloodlines. Imax Poster

Parapuan.co - Final Destination: Bloodlines, film keenam dari waralaba horor ikonik Final Destination, kembali menyapa penonton setelah lebih dari satu dekade vakum. Seperti judulnya yang memuat kata bloodlines (garis keturunan), film ini tetap setia pada akar utamanya, yaitu fakta bahwa kematian adalah takdir yang pasti, dan tak seorang pun bisa melarikan diri darinya.

Namun, alih-alih menyuguhkan kematian lewat sosok pembunuh bersenjata atau makhluk gaib, film ini menghadirkan horor yang jauh lebih nyata, bahwa maut bisa datang dari hal-hal yang tampaknya sepele. Mulai dari tiang jatuh, ledakan pemanggang, atau bahkan kecelakaan di tengah perdebatan.

Kawan Puan masih belum menyaksikan film ini? Untuk meyakinkanmu, yuk intip dulu review singkat film Final Destination: Bloodlines sebagaimana dikutip dari NPR.org di bawah ini!

Formula Lama, Sentuhan Baru

Sejak film pertamanya di tahun 2000, Final Destination punya rumus yang tak berubah, di mana sekelompok orang lolos dari kejadian maut. Biasanya, karena satu orang punya penglihatan (premonisi) tentang apa yang akan terjadi. Tapi kelolosan itu ternyata hanya penundaan.

Kematian tetap menagih jatahnya, satu per satu, lewat kecelakaan yang rumit dan tak terduga. Bukan karena pembunuh berkedok, tapi karena rangkaian peristiwa kecil seperti efek domino, yang berakhir tragis. Konsep ini kembali hadir di Bloodlines, dengan eksekusi yang tetap mencengangkan sekaligus menghibur.

Di sinilah daya tarik utama Final Destination. Alih-alih menakut-nakuti dengan jump scare, film ini menampilkan kematian sebagai teka-teki mekanis yang absurd namun masuk akal, campuran antara rasa ngeri dan gelak tawa karena betapa anehnya tubuh manusia bisa "rusak".

Tontonannya menjadi semacam dark joke. Kita tahu semua karakter akan mati, tapi bagaimana dan kapan adalah kejutan yang ditunggu-tunggu.

Tony Todd dan Perpisahan yang Menyentuh

Baca Juga: Mengenal Anna Jobling, Pemeran Karakter Hantu di Film Horor Lembayung

Salah satu momen paling kuat dalam Bloodlines datang dari penampilan terakhir Tony Todd, yang selama ini memerankan William Bludworth, si petugas kamar mayat misterius. Todd, yang wafat pada November 2024, tampil dengan peran serupa seperti sebelumnya, menjelaskan tentang bagaimana kematian bekerja. Namun kali ini, dialognya bukan skrip biasa.

Sutradara memberinya kebebasan untuk berbicara dari hati, dan Todd menyampaikan pesan tentang pentingnya menghargai hidup, serta menerima bahwa kita tak tahu kapan ajal datang.

Dalam film penuh darah dan tubuh terpotong dua, adegan ini terasa sunyi dan menyentuh. Sebuah penghormatan yang tak berlebihan bagi seorang legenda horor.

Ketika Ketakutan Menjadi Hiburan

Apa yang membuat waralaba Final Destination bertahan? Mungkin karena horor yang dihadirkan bukan tentang apakah kita akan mati, tapi kapan dan bagaimana — sesuatu yang jauh lebih relevan dan dekat dengan kenyataan.

Film ini mengangkat ketakutan universal dan menyajikannya dalam bentuk yang bisa dinikmati, mengerikan, menjijikkan, tapi juga lucu. Tubuh manusia memang aneh dan rapuh, dan hidup ini pada akhirnya tak bisa dikendalikan sepenuhnya.

Lewat Bloodlines, Final Destination kembali mengingatkan bahwa kita semua punya batas waktu. Dan justru karena itulah, kita harus menjalani hidup sepenuhnya — naik roller coaster, makan di restoran atap gedung, atau sekadar menikmati perjalanan. Bukan karena bisa menghindari kematian, tapi karena tak ada cara untuk menghindarinya.

Final Destination: Bloodlines mungkin bukan film yang memenangkan banyak penghargaan, tapi ia tahu persis apa yang ingin disampaikan dan kepada siapa. Ia konsisten dengan identitasnya, kenyataan yang paling tak terhindarkan bahwa semua orang akan mati. Dan lewat itu semua, ia menawarkan hiburan yang gelap tapi, anehnya, penuh perayaan akan hidup itu sendiri.

Jika masih penasaran, tonton dulu trailer film Final Destination: Bloodlines di bawah ini:

Baca Juga: Fanny Ghassani dan Agla Jalani Hubungan Ibu-Anak Penuh Teror di Film Horor Sebelum 7 Hari

(*)

Sumber: Npr.org
Penulis:
Editor: Arintha Widya