Parapuan.co - Selama ini, banyak dari kita diajarkan untuk langsung membereskan tempat tidur setelah bangun. Rutinitas ini bahkan dianggap sebagai tanda seseorang yang disiplin dan bertanggung jawab. Namun, menurut sains, kebiasaan ini sebaiknya ditunda dulu.
Alasannya bukan sekadar soal kenyamanan, tapi lebih ke arah kesehatan, terutama karena keberadaan tungau debu yang senang bersarang di tempat tidur yang baru saja digunakan. Martin Seeley, CEO MattressNextDay, memaparkan alasannya sebagaimana dirangkum dari Real Simple berikut ini!
Bahaya Tak Terlihat: Tungau Debu di Balik Sprei Rapi
Tungau debu adalah makhluk mikroskopis yang menyerupai serangga dan hidup dari sel kulit mati manusia. Mereka sangat menyukai lingkungan yang lembap dan hangat, seperti yang terjadi pada seprai dan selimut setelah kita tidur semalaman.
Tubuh manusia rata-rata mengeluarkan sekitar 500 mililiter keringat saat tidur. Itu setara dengan hampir dua gelas air yang menyerap ke dalam kasur dan seprai, menciptakan "surga" lembap bagi tungau debu untuk berkembang biak.
Ketika kita langsung merapikan tempat tidur, kita justru menjebak kelembapan itu di balik lapisan selimut dan sprei yang tertutup rapi. Inilah yang membuat populasi tungau debu makin nyaman berkembang.
"Mengingat rata-rata orang berkeringat sebanyak 500 mililiter per malam, wajar saja jika lingkungan tempat tidur Anda menjadi tempat berkembang biak yang sempurna bagi tungau debu di pagi hari," kata Martin Seeley.
"Itulah mengapa penting untuk membiarkan tempat tidur Anda terbuka setidaknya selama 30 menit agar ventilasi udara lebih baik, yang membantu menyebarkan kelembapan dan mengurangi kelembapan secara keseluruhan di tempat tidur," imbuhnya.
Waktu Ideal Menunda Merapikan Tempat Tidur
Baca Juga: Tidur di Kasur Rusak Bisa Berdampak pada Kesehatan, Begini Cara Merawatnya
Ahli tidur Martin Seeley menyarankan untuk menunda merapikan tempat tidur setidaknya selama 30 menit setelah bangun. Waktu ini cukup untuk memberikan ventilasi dan membiarkan kelembapan menguap. Lebih baik lagi jika kamu membuka jendela atau menyalakan kipas agar sirkulasi udara lebih optimal.
Penundaan ini bukan hanya berdasarkan pendapat pribadi, tapi juga didukung oleh penelitian dari Inggris pada tahun 2006 yang menunjukkan bahwa membiarkan tempat tidur "bernapas" dapat membantu mengurangi populasi tungau debu.
Dampak Kesehatan dari Tungau Debu
Meskipun tungau debu tidak menggigit atau menyebabkan penyakit secara langsung, keberadaannya dapat memicu gejala alergi. Menurut American Lung Association, reaksi seperti bersin, hidung meler, mata berair, hingga gangguan pernapasan sering kali dipicu oleh kotoran dan sisa tubuh tungau debu yang tertinggal di kain tempat tidur.
Hal ini sangat mengganggu bagi penderita asma atau alergi debu. Bahkan bagi mereka yang tidak memiliki alergi spesifik, tidur di lingkungan lembap dan tidak bersirkulasi tetap bisa memicu bau tak sedap dan pertumbuhan bakteri serta jamur yang tidak kasatmata.
Apakah Semua Orang Perlu Melakukannya?
Jika kamu termasuk orang yang tidak mengalami gangguan tidur atau alergi, dan merasa lebih tenang setelah tempat tidur langsung dirapikan, maka tidak ada larangan untuk melanjutkan kebiasaan tersebut. Namun, bagi mereka yang mengalami gejala seperti hidung tersumbat atau bersin-bersin saat di tempat tidur, mungkin ini saatnya mencoba menunda kebiasaan merapikan ranjang.
Yang terpenting, apapun kebiasaannya, menjaga kebersihan tempat tidur tetaplah hal utama. Cuci seprai secara rutin, gunakan pelindung kasur, dan pastikan ventilasi ruangan cukup baik. Dengan cara ini, Kawan Puan bisa menjaga kualitas tidur dan kesehatan tanpa harus mengorbankan rutinitas pagi yang menyenangkan.
Menunda merapikan tempat tidur bukan berarti malas. Bisa jadi, itu adalah bentuk kepedulian terhadap kesehatan diri sendiri.
Baca Juga: Ranjang dari Kayu atau Besi, Mana yang Lebih Baik untuk Tempat Tidur?
(*)