Studi Sebut Jam Kerja Panjang Bisa Mengubah Struktur Otak, Simak Penjelasannya

Arintha Widya - Kamis, 15 Mei 2025
Studi Sebut Jam Kerja Panjang Bisa Mengubah Struktur Otak
Studi Sebut Jam Kerja Panjang Bisa Mengubah Struktur Otak porcorex

Budaya Jam Kerja Panjang dan Hak untuk Putus dari Pekerjaan

Hasil penelitian ini memperkuat temuan dari WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) dan ILO (Organisasi Buruh Sedunia) yang menyebut bahwa jam kerja panjang saat ini tengah menjadi epidemi global, menyumbang sepertiga dari total beban penyakit akibat pekerjaan.

Ruth Wilkinson, Kepala Kebijakan dan Urusan Publik dari lembaga keselamatan kerja Institution of Occupational Safety and Health, menegaskan pentingnya perhatian serius terhadap fenomena ini. "Kami percaya bahwa dibutuhkan tindakan segera untuk mengatasi epidemi jam kerja panjang," ujarnya.

Wilkinson menyoroti bahwa budaya kerja modern kerap menyimpan "syarat tersembunyi" dalam kontrak kerja. "Ini mencakup ekspektasi tidak tertulis untuk selalu tersedia, selalu terhubung di era digital ini, tanpa hak untuk benar-benar lepas dari pekerjaan di luar jam kerja normal," imbuhnya.

Survei YouGov yang dikutip Ruth Wilkinson mengungkap bahwa hampir seperempat pekerja di Inggris secara rutin bekerja melebihi batas maksimal legal (48 jam per minggu), dan 44% menyatakan bahwa bekerja di luar jam kontrak sudah menjadi budaya di tempat kerja mereka. Lebih dari setengah responden mengaku secara rutin memeriksa email dan pesan pekerjaan di luar jam kerja.

"Kami ingin melihat pengusaha menghapus ‘syarat tersembunyi’ ini, mengidentifikasi serta menangani risiko psikososial sebagai bagian dari penilaian risiko kerja, dan menjadi lebih transparan dalam memperlakukan pekerja mereka," tegas Wilkinson.

Penelitian ini menjadi peringatan serius bahwa jam kerja panjang bukan sekadar isu manajemen waktu, melainkan masalah kesehatan otak dan kesejahteraan mental yang harus segera diatasi melalui kebijakan dan budaya kerja yang lebih sehat.

Maka itu, perusahaan atau perekrut kerja mesti mempertimbangkan hal ini jika ingin karyawan tetap produktif dan sejahtera secara fisik dan mental meski sibuk bekerja.

Baca Juga: Tubuh dan Otak Butuh Adaptasi, Ini Tips Aktivitas Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran

(*)

Sumber: Independent.co.uk
Penulis:
Editor: Arintha Widya