"Ketika seseorang berkata seperti itu, mereka malah membuat orang lain merasa tidak bisa jujur tentang perasaannya. Ini memperburuk gejala depresi atau kecemasan yang sudah ada. Orang merasa semakin sendirian," ujar Dr. Emily Guarnotta.
Ia juga menekankan bahwa komentar tersebut sering kali datang dari orang tua dengan anak yang sudah besar. "Ada jarak waktu yang membuat mereka melihat masa lalu melalui kacamata nostalgia. Mereka lupa betapa beratnya saat itu dan hanya mengingat bagian menyenangkannya," jelasnya.
Dr. Guarnotta pun pernah merasakan langsung dampaknya. "Saat anakku sedang tumbuh gigi dan aku membagikan curahan hati di media sosial, ada yang berkomentar, 'Ingat ya, semuanya sepadan.' Meskipun niatnya baik, rasanya seperti ditolak. Aku ingin diakui bahwa ini memang sulit."
Apa yang Bisa Dilakukan?
Alih-alih menambahkan beban emosional lewat komentar negatif atau nasihat yang tak diminta, ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan saat berinteraksi dengan orang tua baru atau calon orang tua:
1. Validasi pengalaman, bukan membandingkan
Ketika seseorang sedang melalui masa sulit, dengarkan dan beri ruang untuk mereka bercerita. Dr. Guarnotta menyarankan pendekatan seperti, "Bayinya kelihatan sehat dan lucu, tapi aku juga ingin tahu bagaimana kabarmu. Aku tahu masa-masa ini bisa indah tapi juga menantang."
2. Hindari nasihat yang tak diminta
Meskipun kita merasa punya pengalaman serupa, belum tentu orang lain membutuhkannya. "Mendengarkan saja sudah sangat membantu. Normalisasi, akui, validasi—itu jauh lebih berarti daripada memberi solusi," kata Dr. Guarnotta.